Jadwal Sholat

Kalender Hijriyah

Asma'ul Husna

Profil

Foto Saya
Syaiful Rohman
Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Lihat profil lengkapku

Radio Muslim

TV Qur'an

Daftar Pengunjung

Kematian Hati

Banyak orang tertawa tanpa (mau) menyadari sang maut sedang mengintainya.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang   yang amat merindukan kekasih.
Banyak orang cepat datang ke shaf shalat laiknya orang yang amat merindukan kekasih.
Sayang ternyata ia datang tergesa-gesa, hanya agar dapat segera pergi.
Seperti pe-nagih hutang yang kejam  perlakukan tuhannya.
Dari jahil engkau disuruh berilmu dan tak ada idzin untuk berhenti hanya pada ilmu.
Engkau dituntut beramal dengan ilmu yangAllah berikan.Tanpa itu alangkah besar kemurkaan Allah atasmu.
Tersanjungkah engkau yang pandai bercakap tentang keheningan senyap ditingkah rintih istighfar,
kecupak air wudlu di dingin malam, lapar perut karena shiam atau kedalaman munajat dalam rakaat-rakaat
panjang. Tersanjungkah engkau dengan licin lidahmu bertutur, sementara dalam hatimu tak ada apa-apa.
Kau kunyah mitos pemberian masyarakat dan sangka baik orang-orang berhati jernih, bahwa engkau
adalah seorang saleh, alim, abid lagi mujahid, lalu puas meyakini itu tanpa rasa ngeri.
Asshiddiq Abu Bakar Ra. Selalu gemetar saat dipuji orang. “Ya ALLAH, jadikan diriku lebih baik daripada
sangkaan mereka, janganlah Engkau hukum aku karena ucapan mereka dan ampuniladaku lantaran ketidak
tahuan mereka”, ucapnya lirih.
Ada orang bekerja keras dengan mengorbankan begitu banyak harta dan dana, lalu ia lupakan semua itu
dan tak pernah mengenangnya lagi.
Ada orang beramal besar dan selalu mengingat-ingatnya, bahkan sebagian menyebut-nyebutnya kepada
khalayak. Ada orang beramal sedikit dan mengklaim amalnya sangat banyak. Dan ada orang yang sama
sekali tak pernah beramal, lalu merasa banyak amal dan menyalahkan banyak orang karena kekurangan
atau ketidaksesuaian amal mereka dengan ambisi pribadinya, atau tidak mau kalah atau tertinggal di
belakang para pejuang. Mereka telah menukar kerja dan kata.
Dimana kau letakkan dirimu? Saat kecil, engkau begitu takut gelap, suara dan segala yang asing.
Begitu kerap engkau bergetar dan takut, sampai sesudah pengalaman dan ilmu makin bertambah,engkaupun
berani tampil di depan seorang kaisar tanpa rasa gentar.
Telah berapa hari engkau hidup dalam lumpur yang membunuh hatimu sehingga getarannya tak terasa lagi
saat obyek ma’siat menggodamu dan engkau menikmatinya? Malu kepada Allah dan hati nurani tak ada lagi.
Malam-malam berharga berlalu tanpa satu rakaatpun kau kerjakan.
Usia berkurang banyak tanpa jenjang kedewasaan ruhani bertambah tinggi.
Rasa malu kepada Allah, dimana kau kubur dia? Di luar sana rasa malu tak punya harga.
Mereka jual diri secara terbuka lewat layar kaca, sampul majalah atau bahkan melalui penawaran langsung.
228.000 remaja mengidap putau. Dari 1500 responden usia SMP & SMU 25 % mengaku telah berzina dan
hampir separuhnya setuju remaja berhubungan seks di luar nikah asal jangan perkosaan, walaupun pada
saatnya mereka memperkosa.
Dan masyarakat memanjakan mereka, karena “mereka masih dibawah usia”. Mungkin engkau mulai berfikir
“Jamaklah, bila aku main mata dengan aktifis perempuan - bila engkau laki-laki atau sebaliknya
(akhi dan ukhti)- di celah-celah rapat atau berdialog dalam jarak sangat dekat atau bertelepon dengan
menambah waktu sekedar melepas kejenuhan dengan canda jarak jauh”
Betapa jamaknya ‘dosa kecil’ itu dalam hatimu. Kemana getarannya yang gelisah dan terluka dulu,
saat “TV Thaghut” menyiarkan segala “kesombongan jahiliyah dan maksiat”? Saat engkau mau muntah
melihat laki-laki berpakaian perempuan, karena kau sangat percaya kepada ustadzmu yang mengatakan
“Jika Allah melaknat laki-laki berbusana perempuan dan perempuan berpakaian laki-laki, apa tertawa riang
menonton akting mereka tidak dilaknat ?”Ataukah taqwa berlaku saat berkumpul bersama dan yang paling
tinggi berteriak “Ini tidak islami !!” berarti ia paling islami ?,lalu sesudah itu urusan kesendirian tinggallah
antara engkau dengan lamunanmu, tak ada Allah disana?
Sekarang kau telah jadi kader hebat. Tidak lagi malu-malu tampil.
Justeru engkau sangat malu untuk menahan tanganmu dari jabatan tangan lembut lawan jenismu yang
muda dan segar. Kau yang tak mampu melawan berontak hatimu untuk tidak makan berdiri di tengah
suatu resepsi mewah. Berbisiklah syaithanmu : “Jika kau duduk di lantai atau di kursi malam ini, citra
da’wah akan ternoda”. Seakan engkau-lah pemilik da’wah ini.
Lupakah kau, jika bidikanmu ke sasaran tembak meleset 1 milimeter, maka pada jarak 300 meter
dia tidak melenceng 1 milimeter. Begitu jauhnya inhiraf di kalangan awam, tak lain karena para elitenya
telah salah melangkah lebih dulu. Siapa yang mau menghormati ummat yang “kiayi”-nya membayar
beberapa ratus ribu kepada seorang perempuan yang beberapa menit sebelumnya ia setubuhi, lalu dengan
enteng mengatakan “Itu maharku, Allah waliku dan malakat itu saksiku” dan sesudah itu segalanya selesai,
berlalu tanpa rasa bersalah? Siapa yang akan memandang ummat yang da’inya berpose lekat dengan
seorang perempuan muda artis penyanyi lalu mengatakan “Ini anakku, karena kedudukan guru dalam Islam
seperti ayah, bahkan lebih dekat lagi”
Akankah engkau juga menambah barisan kebingungan ummat lalu mendaftar diri sebagai ‘alimullisan
(alim di lidah)? Apa kau fikir sesudah semua kedangkalan ini kau masih aman dari kemungkinan jatuh
ke lembah yang sama? Apa beda seorang remaja yang menzinai teman sekolahnya dengan seorang alim
yang merayu rekan perempuan dalam organisasinya? Kau andalkan penghormatan masyarakat awam karena
statusmu lalu kau serang maksiat masyarakat awam? Bukankah ini mengkomersilkan kekuarangan
masyarakat? Koruptor macam apa engkau ini? Semoga ini tak terjadi pada dirimu, karena kafilah yang
pernah berlalu tak sunyi dari peruntuh bangunan yang dibina dengan susah payah.
Pernah kau lihat sepasang mami dan papi dengan anak remaja mereka.
Tengoklah langkah mereka di mal. Betapa besar sumbangan mereka kepada Amerika dan Zionis dengan
banyak-banyak mengkonsumsi produk makanan mereka, semata-mata karena nuansa “westernnya”.
Engkau akan menjadi faqih pedebat yang tangguh saat engkau tenggak minuman halal itu, dengan perasaan
“lihatlah, betapa Amerikanya aku”. Memang, soalnya bukan Amerika atau bukan Amerika, melainkan
apakah engkau punya harga diri. Mahatma Ghandi memimpin perjuangan kemerdekaan India dengan kain
tenunan bangsa sendiri atau terompah lokal yang tak bermerk. Namun setiap ia menoleh ke kanan, maka
300 juta rakyat India menoleh ke kanan. Bila ia tidur di rel kereta api, maka 300 juta rakyat India akan
ikut tidur disana. Bila ia minta bangsanya mendongakkan kepala dengan bangga, maka 300 juta bangsa
India akan tegak, walaupun tulang punggung mereka tak kuat lagi berdiri karena lapar dan kurang gizi.
Kini datang “pemimpin” ummat, ingin mengatrol harga diri dan gengsi ummat dengan pameran mobil dan
rumah mewah serta hidup di tengah  gemerlap kehidupan selebritis. Saat fatwa digenderangkan, ummat
tak lagi punya kemauan untuk mendengar. “Engkau adalah
penyanyi bayaranku dengan uang yang kukumpulkan susah payah.
Bila aku bosan aku bisa panggil penyanyi lain yang kicaunya lebih memenuhi seleraku”…

Kalender

Waktu

Gita Bahana Nada

Google Translate

Daftar Isi

Yahoo Messenger

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Al-Qur'an Online