Jadwal Sholat

Kalender Hijriyah

Asma'ul Husna

Profil

Foto Saya
Syaiful Rohman
Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Lihat profil lengkapku

Radio Muslim

TV Qur'an

Daftar Pengunjung

Adzab dan Nikmat Kubur

Iman kepada perkara ghaib merupakan diantara kewajiban terbesar bagi seorang Muslim. Dan diantara iman kepada perkara yang ghaib ialah iman kepada setiap keterangan yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya yang menerangkan tentang apa yang akan terjadi setelah datangnya kematian, yaitu apa yang akan kita alami di alam kubur kelak. 

Ahlu Sunnah wal Jama’ah, mereka beriman dan percaya dengan adanya siksaan dan nikmat yang akan terjadi di dalamnya sebagaimana ditunjukkan oleh nash-nash shahih yang ada.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan adzab dan nikmat kubur adalah adzab dan nikmat barzakh. Barzakh adalah nama tempat diantara dunia dan Akhirat. Allah berfirman:

"Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan." (Qs. Al Mukminun: 100)
Disebut adzab dan nikmat kubur, karena ia bisa menjadi bagian dari taman surga atau bagian dari jurang neraka, sesuai dengan keadaan si mayit sebelumnya. Sekalipun mayat itu terbakar, tenggelam, dimakan srigala, ia akan mendapat adzab atau nikmat kubur sesuai dengan amalnya.

Dalil-dalil dari Al Qur`an
Ibnu Qayyim berkata, "Nikmat dan adzab alam Barzakh tersebut di dalam Al Qur`an lebih dari satu tempat."
Allah berfirman: "Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras". (Qs. Al Mukmin (Ghafir): 45-46)

Allah Ta'ala menyampaikan kepada mereka, bahwa mereka kelak akan disiksa pada hari Kiamat jauh lebih keras siksaanya dari siksaan yang terdahulu yaitu ketika mereka berada di dalam kubur, secara pasti. Alasannya, sebagian mereka telah mati dan tidak pernah merasakan siksaan di dunia, maka ini berarti menunjukkan adanya siksa kubur. Dan Allah berfirman:

"Maka biarkanlah mereka hingga mereka menemui hari (yang dijanjikan kepada) mereka yang pada hari itu mereka dibinasakan, (yaitu) hari ketika tidak berguna bagi mereka sedikitpun tipu daya mereka dan mereka tidak ditolong. Dan sesungguhnya untuk orang-orang yang zalim ada azab selain daripada itu. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (Qs. Ath Thuur: 45-47)

Ini mungkin difahami, bahwa yang dimaksud ialah siksaan yang mereka terima melalui pembunuhan (dalam peperangan) dan lain sebagainya, disamping mungkin pula difahami bahwa yang dimaksud ialah siksaan yang mereka terima di alam Barzakh, dan inilah nampaknya yang paling nyata. Sebab, banyak diantara mereka yang mati namun tidak pernah merasakan siksaan di dunia. Selain itu bisa pula difahami bahwa yang dimaksud lebih umum daripada itu, yaitu bahwa siapa yang mati diantara mereka akan disiksa di dalam kuburnya, sedang yang masih hidup diantara mereka akan disiksa di dunia melalui pembunuhan dan sebagainya. Jadi, merupakan ancaman akan datangnya siksaan bagi mereka di dalam dunia dan di alam Barzakh.

"Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan." (Qs. Al Mukminun: 100)

"Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Qs. Ibrahim: 27)

"Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim berada dalam tekanan sakratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu" Di hari ini kamu dibalas dengan siksa yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayatNya." (Qs. Al An’am: 93)

"Nanti mereka akan Kami siksa dua kali kemudian mereka akan dikembalikan kepada azab yang besar." (Qs. At Taubah: 101)

Dalil-dalil dari As Sunnah
Dari Bara` bin ‘Azib ra, ia berkata, “Pada suatu saat aku pergi bersama Rasulullah saw mengantarkan jenazah seorang sahabat dari kalangan Anshar. Ketika jenazah tiba di kuburan, ternyata kuburannya belum dibuatkan liang lahad. Kemudian Rasulullah saw duduk mengahadap kiblat dan kami pun duduk di sampingnya, seakan-akan di atas kepala kami ada seekor burung dan di tangan beliau tergenggam tongkat yang menancap ke tanah. Rasulullah saw mengarahkan pandangannya ke langit dan menundukkannya lagi ke tanah. Rasulullah saw melakukannya sampai tiga kali, seraya bersabda, “Mohonlah perlindungan kepada Allah swt dari adzab kubur.”

Rasulullah saw menyerukannya dua kali atau tiga kali. Kemudian Rasulullah saw berdo`a:
اللهم إني أعوذ بك من عذاب القبر
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur.” Beliau membacakannya tiga kali. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang hamba yang mukmin, jika ia terputus dari kehidupan dunia lalu menuju kehidupan akhirat, niscaya akan turun kepadanya malaikat dari langit dengan wajah yang putih bersinar, sehingga seakan-akan wajah mereka ialah matahari, dimana mereka membawa kain kafan fan kamper dari surga dan mereka duduk sejauh mata memandang, tidak lama kemudian datang malaikat maut dan duduk di samping kepalanya, seraya berkata, “Wahai ruh yang baik –di dalam riwayat yang lain: ruh yang tentram –keluarlah kamu menuju ampunan Allah dan keridhaan-Nya.” Rasulullah saw bersabda, “Kemudian ruh itu keluar menetes bagaikan tetasan air yang keluar dari melut cerek, dan malaikat maut mengembalinya di dalam riwayat yang lain: hingga ketika ruh itu keluar- maka setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan juga setiap malaikat yang ada di langit mendo`akannya, kemudian dibukakan baginya pintu-pintu langit, dan tidak ada satu pun malaikat penjaga pintu langit kecuali mereka berdo`a kepada Allah supaya menaikkan ruhnya dari arah mereka.

Ketika malaikat maut mengambilnya, maka ruh itu tidak dibiarkan berada dalam genggaman tangannya sekejap matapun melainkan mereka segera mengambilnya dan meletakkannya di atas kain kafan yang mereka bawa (dari surga) yang telah ditaburi kamper (dari surga), sebagaimana disinyalir oleh Allah swt dalam firman-Nya, “Ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” (Qs. Al-Am’am: 61). Kemudian menyebar dari dalam kain kafan tersebut bau harum bagaikan bau harum minyak kasturi yang pernah kamu temukan di bumi. Rasulullah saw bersabda, “Selanjutnya para malaikat membawanya naik (ke langit), dan tidaklah ruh itu dibawa melewati seorang malaikat pun, kecuali malaikat tersebut akan bertanya, “Ruh siapakah yang menyebarkan bau harum ini?” Para malaikat yang membawanya menjawab, “(Ruh) fulan bin fulan”, seraya mereka menyebutkan sejumlah nama panggilan yang baik yang biasa dipanggilkan kepadanya sewaktu di dunia hingga mereka tiba di pintu langit dunia, mereka meminta dibukakan pintu kepada penjaganya, lalu penjaganya membukakannya untuk mereka, sementara seluruh malaikat penghuni setiap langit turut menghantarkannya hingga tiba di pintu langit berikutnya, dan mereka berhenti di langit ketujuh. Kemudian Allah berfirman, “Catatlah buku catatan amal hamba-Ku ini di ‘Illiyyin, “Tahukah kamu apakah ‘Illiyyin itu ? (yaitu) kitab yang bertulis, yang disaksikan oleh malaikat-malaikat yang didekatkan (kepada Allah).” (Qs. Al-Muthaffifin: 19-21). Setelah buku catatan amalnya dicatatkan di ‘Illiyyin, maka Allah berfirman, “Kembalikan ruh ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka, bahwa darinya Aku menciptakan mereka, padanya Aku mengembalikan mereka dan darinya Aku mengeluarkan mereka pada kesempatan yang lain.” Rasulullah saw bersabda, “Kemudian ruh itu dikembalikan lagi ke bumi, dan ruh itu dikembalikan ke dalam jasadnya.” Rasulullah saw bersabda, “Ia (jenazah itu) mendengar bunyi sandal sahabat-sahabatnya ketika mereka kembali (dari kuburannya).”

Selanjutnya akan datang kepadanya dua malaikat yang keras bentakannya, seraya membentaknya serta mendudukannya. Kemudian keduanya bertanya kepadanya, “Siapa Rabb-mu?” Ia menjawab, “Tuhanku Allah.” Keduanya bertanya, “Apa agamamu?” Ia menjawab, “Agamaku Islam.” Keduanya bertanya, “Bagaimana mengenai seorang laki-laki yang telah diutus di tengah-tengah kamu?” Ia menjawab, “Ia adalah Rasulullah saw.” Keduanya bertanya, “Apa yang telah kamu lakukan?” Ia menjawab, “Aku membaca Kitab Allah (Al-Qur`an), kemudian aku mengimani serta membenarkannya.” Kemudian salah satunya membentaknya, seraya bertanya, “Siapa Rabbmu?” Apa agamamu? Siapa Nabimu?” Hal itu merupakan fitnah (ujian) terakhir yang dihadapi seorang Mukmin, seperti diisyaratkan Allah dalam firman-Nya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia.” (Qs. Ibrahim: 27). Ia menjawab, “Rabbku Allah, agamaku Islam dan Nabiku Muhammad saw.”

Kemudian terdengar suara penyeru yang berseru dari langit, “Sungguh benar hamba-Ku, maka hamparkanlah untuknya permadani dari surga, pakaikanlah kepadanya pakaian dari surga serta bukakanlah untuknya pintu menuju surga.” Rasulullah saw bersabda, “Kemudian ia mencium bau harum dan wewangian surga dilapangkankan baginya kuburannya sejauh matanya memandang.”

Rasulullah saw bersabda, “Setelah itu datang kepadanya –dalam riwayat lain: diserupakan kepadanya- seorang lelaki berwajah tampan, berpakaian bagus serta menebarkan bau harum, seraya berkata, “Aku akan mengabarkan sesuatu kabar yang akan menggembirakanmu. Aku akan mengabarkan keridhaan dari Allah serta surga-surga yang di dalamnya penuh dengan kenikmatan yang kekal. Ini adalah harimu yang dahulu engkau dijanjikan.” Ia (jenazah itu) berkata, “Juga bagimu, semoga Allah mengabarimu dengan kabar yang baik, siapakah anda ini sesungguhnya. Dimana wajahmu mencerminkan wajah orang yang bersegera dalam mengerjakan ketaatan kepada Allah serta menahan diri dalam maksiat kepada Allah, sehingga Allah membalasmu dengan kebaikan.” Setelah itu dibukakan kepadanya pintu surga dan pintu neraka, seraya dikatakan, “Ini tempatmu kelak, jika kamu berbuat maksiat kepada Allah, kemudian Allah menggantinya dengan tempat ini, dan ia melihat tempatnya kelak di surga, seraya berkata, “Wahai Tuhanku, segerakanlah kiamat supaya aku dapat berkumpul kembali dengan keluargaku dan hartaku.” Kemudian dikatakan kepadanya, “Diamlah dengan tenang.”

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang durhaka, jika ia mengundurkan diri dari kehidupan dunia dan terputus dari urusan akhirat, niscaya akan turun kepada para malaikat yang kasar lagi keras dengan wajah yang hitam pekat dan membawa kain kafan yang kasar dari neraka, kemudian mereka duduk di hadapannya sejauh mata memandang. Tak lama kemudian datang malaikat maut dan duduk di samping kepalanya, seraya berkata, “Wahai ruh yang jelek keluarlah menuju kemurkaan serta kebencian Allah.” Rasulullah saw bersabda, “Selanjutnya malaikat maut memaksa ruh tersebut berpisah dari jasadnya dan mencabutnya bagaikan mencabut besi tusukan daging yang banyak cabangnya dari bulu domba yang basah, dimana turut terputus urat-urat dan urat-urat syaraf bersamaan dengan tercabutnya ruh.

Kamudian setiap malaikat yang ada di antara langit dan bumi dan malaikat yang ada di langit melaknatnya dan pintu-pintu langit terkunci, serta tak ada seorang pun malaikat penjaga pintu, melainkan mereka berdo`a kepada Allah supaya tidak menaikkan ruh itu dari arah mereka. Ketika malaikat maut mengambilnya, maka ruh tersebut tidak dibiarkan berada dalam genggaman tangannya sekejap mata pun melainkan mereka segera mengambilnya serta meletakkannya di atas kain kafan yang kasar tadi.

Kemudian menyebar dari dalam kain kafan itu bau busuk bangkai yang pernah kamu temukan di bumi. Kemudian mereka membawanya naik (ke langit), dan tidaklah para pembawanya melewati seorang malaikat pun malainkan akan bertanya, “Ruh siapakah yang jelek ini?” Mereka menjawab, “(Ruh) fulan bin fulan; seraya menyebutkan nama panggilan yang jelek yang biasa dipanggilkan kepadanya sewaktu di dunia sehingga mereka tiba di pintu langit dunia, kemudian meminta supaya dibukakan pintu untuknya, tetapi malaikat penjaganya tidak membukakannya.” Kemudian Rasulullah saw membacakan ayat Al-Qur`an, “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lobang jarum.” (Qs. Al-A’raf: 40). Selanjutnya Allah swt berfirman, “Catatlah buku catatan amalannya di Sijjin, yaitu di bagian lapisan bumi paling bawah. Kemudian dikatakan, “Kembalikanlah ruh hamba-Ku ini ke bumi, karena Aku telah berjanji kepada mereka bahwa darinya Aku menciptakan mereka dan kepadanya Aku akan mengembalikan mereka serta darinya Aku akan mengeluarkan mereka pada kesempatan yang lain.” Setelah itu ruhnya dilemparkan dari langit kencang sekali sehingga jatuh menimpa jasadnya.” Rasulullah saw membacakan ayat Al-Qur`an, “Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (Qs. Al-Hajj: 31). Kemudian ruhnya kembali ke dalam jasadnya.”

Rasulullah saw bersabda, “Ia (jenazah itu) mendengar bunyi sandal sahabat-sahabatnya jika mereka pergi darinya.”
Selanjutnya akan datang kepadanya dua malaikat yang keras bentakannya, seraya membentaknya dan mendudukannya. Kemudian keduanya bertanya kepadanya, “Siapa Rabbmu?” Ia berkata, “Ah…Ah, aku tidak tahu.” Keduanya bertanya, “Apa agamamu?” Ia menjawab, “Ah…Ah, aku tidak tahu.” Keduanya bertanya, “Bagaimana pendapatnya tentang seorang laki-laki yang diutus di tengah-tengah kamu?” Ia pun tidak ingat sama sekali namanya, sehingga dikatakan kepadanya, “Muhammad?” Ia menjawab, “Ah…Ah, aku tidak tahu, dan aku hanya orang-orang menyebut-nyebut nama tersebut.”

Rasulullah saw bersabda, Dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu, dan tidak mau mengikuti orang-orang yang tahu.” Kemudian terdengar suara penyeru yang berseru dari langit, “Sungguh ia pendusta, maka hamparkanlah untuknya permadani dari neraka dan bukakanlah untuknya pintu menuju ke neraka. Saat itu ia akan merasakan panasnya kuburannya menghimpitnya, sehingga tulang-tulang rusuknya hancur berantakan.”
Selanjutnya akan datang kepadanya –dalam riwayat lain: diumpamakan kepadanya- seorang laki-laki yang berwajah buruk, berpakaian compang-camping serta menyebarkan bau busuk bangkai, seraya berkata, “Aku akan mengabarimu sebuah kabar yang tidak mengenakkanmu. Ini adalah hari yang dahulu kamu dijanjikan.” Ia (jenazah itu) menjawab, “Juga bagimu, semoga Allah mengabarimu sebuah kabar yang buruk, siapakah kamu ini? Wajahmu adalah wajah orang yang selalu melakukan keburukan.” Laki-laki itu menjawab, “Aku ini adalah amalanmu yang jelek. Demi Allah, aku tidak mengetahuimu, selain kamu adalah orang yang selalu melalaikan ketaatan kepada Allah serta bersegera dalam melakukan kemaksiatan kepada Allah hingga Allah membalasmu dengan kejelekan.”

Kemudian laki-laki itu berubah menjadi buta, tuli dan bisu sementara pada tangannya tergenggam sebuah palu godam yang jika sebuah gunung dipukul dengannya, maka gunung itu akan hancur manjadi tanah. Kemudian Allah mengembalikannya seperti keadaan semula, dan laki-laki itu memukulnya lagi satu kali pukulan sehingga ia menjerit keras sekali yang didengar setiap makhluk selain manusia dan jin. Juga dibukakan untuknya pintu neraka serta dihamparkan permadani ke neraka, sehingga ia pun bertanya, Wahai Tuhanku, janganlah Engkau melaksanakan kiamat.”

Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya alam kubur itu tahap pertama kehidupan akhirat. Jika seseorang selamat pada tahap pertama itu, maka ringanlah pada tahap-tahap berikutnya. Namun, jika tidak selamat pada tahap pertama, maka untuk tahap-tahap selanjutnya lebih dahsyat."

Ibnu ‘Abbas berkata Rasulullah SAW lewat dua kuburan kemudian beliau bersabda:
"Kedua penghuni kuburan ini sedang disiksa. Mereka disiksa (menurut pandangan mereka) bukan karena suatu dosa besar. Yang seorang suka mengadu domba kesana kemari, sedangkan yang satunya lagi ia kurang seksama ketika bersuci dari air kencing." Maka beliau memerintahkan untuk diambilkan pelepah kurma yang basah. Lalu beliau belah menjadi dua (dan beliau tancapkan di kuburan itu) seraya bersabda: "Semoga siksa kubur keduanya diringankan hingga kedua pelepah ini kering."

Rasulullah SAW juga bersabda:
"Sesungguhnya seorang hamba apabila telah diletakkan di dalam kuburnya dan ditinggalkan oleh kawan-kawannya, maka ia bisa mendengar derap sandal-sandal mereka, kemudian ia didatangi oleh dua Malaikat, lalu keduanya mendudukkannya dan mengatakan kepadanya: 'Apa yang dulu engkau katakan tentang orang itu, Yakni Muhammad?' Adapun orang Mukmin, maka ia menjawab: 'Aku Bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.' Maka ia diberi tahu: 'Lihatlah kepada tempatmu di Neraka yang telah ditukarkan oleh Allah dengan suatu tempat di Surga.' Rasulullah SAW menjelaskan: 'Ia pun melihat dua tempat itu semuanya.' Adapun orang kafir dan munafik, kedua Malaikat itu berkata kepadanya: 'Apa yang dulu engkau katakan tentang lelaki ini?' Maka ia menjawab: 'Aku tidak tahu, dahulu aku berkata dengan apa yang dikatakan orang lain.' Kedua Malaikat itu berkata: 'Engkau tidak mengetahui dan tidak pernah membaca.' Lalu iadipukul dengan gondam dari besi tepat diantara kedua telinganya, hingga menjerit dengan jeritan yang keras serta dapat didengar oleh (seluruh) makhluk yang diatasnya selain manusia dan jin."

Rasulullah SAW juga bersabda: "Sesungguhnya jika salah seorang diantara kamu mati, disiapkan tempat baginya pada pagi dan sore hari. Jika dia dari penghuni jannah, maka dia dimasukkan sebagai penghuni jannah. Jika dia dari penghuni neraka, maka dia dimasukkan sebagai penghuni neraka. Lalu dikatakan kepadanya: "Ini tempatmua, sehingga Allah membangkitkannya pada hari Kiamat."

Dan masih banyak lagi hadits-hadits yang berbicara tentang alam kubur, bahkan ia sampai kepada derajat mutawatir. Demikian juga tentang pertanyaan Munkar dan nakir. Semua itu harus diyakini dan diimani keberadaannya. Dan kita tidak boleh mempertanyakn bagaimananya. Sebab akal memang tidak bisa memahami bentuk sesungguhnya. Karena memang tak pernah mereka alami di dunia ini. Ajaran syari'at juga tidak memberi kemampuan akal untuk menyingkapnya. Kembalinya ruh ke dalam jasad, tak sebagaimana kembalinya ruh itu di dunia (sesudah tidur). Ruh itu kembali dengan cara kembali yang tidak dikenal di dunia ini. Sedangkan ruh itu memiliki lima hubungan dengan tubuh kasar berbeda-beda hukumnya:
  1. Berhubungannya ruh dalam perut ibunya dalam bentuk janin.
  2. Berhubungannya ruh dengan tubuh setelah dikeluarkan ke alam dunia.
  3. Berhubungannya ruh dengan tubuh di kala tidur. Saat itu, disatu sisi ia berpisah dari tubuh, disisi lain ia masih bergantung padanya.
  4. Berhubungannya ruh dengan tubuh di Alam Barzakh. Sesungguhnya meskipun ia meninggalkan tubuh dan berpisah darinya, namun tidak meninggalkannya secara total, sehingga tak menoleh kepadanya sedikitpun. Karena ia masih mendengar detak suara terompah manusia (di atas kubur) samapi menjauh.
  5. Berhubungannya ruh dengan tubuhnya pada hari Kebangkitan, itulah hubungannya yang paling sempurna pada tubuhnya. Karena keberhubungannya yang lain sebelumnya. Karena, keberhubungan itu mengharuskan untuk tidak tidur, mati ataupun rusak. Tidur adalah saudara kematian.
Wal hasil, alam itu ada tiga: Alam dunia, Alam Barzakh dan Alam Akhirat. Masing-masing alam itu telah Allah berikan kekhususan tersendiri. Allah merakit tubuh manusia dari tubuh kasar dan jiwa. Hukum-hukum dunia ini Allah berikan kepada tubuh, sedangkan ruh hanya mengikut saja. Sementara hukum-hukum di barzakh diberikan kepada ruh, sedangkan tubuh hanya mengikut saja. Apabila tiba Hari Kebangkitan dan keluarnya manusia dari kubur-kubur mereka, maka hukum, kenikmatan dan adzab akan diderikan kepada ruh dan jasad sekalian. Apabila pengertian ini betul-betul kita renungkan, keberadaan alam kubur sebagai taman-taman Jannah atau kubangan-kubangan Naar memang betul sesuai logika. Dan bahwa hal itu benar, tak perlu diragukan lagi. Dengan itu juga akan terbedakan orang-orang yang beriman kepada yang ghaib dari selain mereka. Dan perlu diketahui bahwa api/naar yang ada di alam kubur juga kenikmatan yang ada di dalamnya, tidaklah sejenis dengan api dan kenikmatan di dunia. Meskipun Allah membakar tanah dan batu-batuan yang ada di atas dan dibawahnya (dalam kubur), sehingga lebih panas dari bara di dunia, namun kalau tanah tersebut disentuh oleh penghuni dunia mereka tak akan merasakan apa-apa. Lebih mengherankan lagi, bila dua orang laki-laki dikuburkan bersebelahan. Yang satunya berada dalam kubangan-kubangan api, sedangkan yang lainnya dalam taman-taman jannah. Namun panas api pada kuburan yang satu tidak sampai kepada yang lain. Demikian juga kenikmatan pada kuburan yang satu tidak akan sampai kepada yang lainnya. Kalau Allah hendak menampakkan kondisi itu kepada sebagian hamba-Nya (para Nabi), Allah menyembunyikannya kepada yang lain. Karena kalau Allah menampakkannya kepada seluruh manusia, hilanglah hikmah ajaran syari'at dan keimanan kepada hal ghaib. Dan tentunya manusia juga tidak saling membantu menguburkan. Rasulullah SAW bersabda: "Kalau kalian semua tidak disyari'atkan untuk saling menguburkan, tentunya akan kuperdengarkan kepada kalian siksa kubur yang kini sedang kudengar."  Maka karena hikmah ajaran syari'at ini tidak berlaku kepada binatang, maka mereka pun bisa mendengarkan suara adzab.

Aisyah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

ِإنَّ لِلْقَبْرِ ضُغْطَةٌ لَوْ كَانَ أَحَدٌ نَاجِياً مِنْهَا نَجَا سَعْدُ بْنِ مُعَاذٍ
"Sesungguhnya setiap kubur memiliki tekanan/himpitan. Seandainya seseorang selamat darinya, pastilah Sa'ad bin Mu'adz akan selamat pula."

Sa'ad bin Mu'adz, pemimpin kaum Anshar yang syahid di ujung panah pada perang Khandaq. Kematian Sa'ad mampu mengguncang 'Ary Allah Ta'ala. Meski demikian, Sa'ad yang demikian hebat masih disindir Rasulullah SAW dalam haditsnya di atas. Lalu bagaimana halnya dengan orang-orang selain Sa'ad? Kita memohon keselamatan dari Allah SWT.

Abu Ayyub Al Anshari berkata, "Seorang bayi dikubur. Lalu Rasulullah SAW bersabda,
لَوْ أَفْلَتَ أَحَدٌ مِنْ ضِمَّةِ الْقَبْرِ لَأَفْلَتَ هَذَا الصَّبِيِّ
"Sendainya seseorang bisa berkelit dari jepitan kubur, niscaya bayi ini akan bisa berkelit pula."

Qoul Salaf
Imam Ath Thahawi di dalam kitabnya Al Aqidah Ath Thahawiyah mengatakan, “Kita juga mengimani adanya adzab kubur bagi orang yang berhak mendapatkannya dan juga pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir kepadanya di dalam kubur tentang Rabb dan agamanya berdasar riwayat-riwayat dari Rasulullah serta para sahabat Ridhwanullahu ‘Alaihim Ajma’in. alam kubur adalah taman-taman jannah atau kubangan-kubangan neraka.”

Imam Syafi’i mengatakan, “Adzab kubur itu benar adanya dan pertanyaan yang diajukan kepada penghuni kubur juga benar adanya.”

Imam Al Qurthubi menulis di dalam At Tadzkirah nya, "Beriman kepada adzab kubur dan fitnah yang ada di dalamnya, hukumnya wajib. Kewajiban mempercayainya telah dijelaskan oleh Ash Shadiq (Rasulullah SAW). Allah akan menghidupkan kembali seorang hamba di kubur, membekalinya dengan akal sebagaimana sebelumnya, agar ia dapat mengerti pertanyaan yang diberikan kepadanya, dapat menjawab serta memahami apa yang datang dari Rabb-nya dan apa yang telah ia persiapkan menghadapi alam kubur, baik berupa persiapan yang baik maupun yang buruk. Inilah keterangan yang telah dijelaskan oleh Nabi SAW. Inilah madzhab Ahlu Sunnah wal Jama'ah. Para sahabat –yang Al Qur`an diturunkan dengan lisan dan bahasa mereka melalui Nabi SAW- dan tabi'in sesudahnya tidak mempunyai keyakinan (dalam masalah kubur) selain yang telah kami sebutkan di atas."

Imam Ahmad berkata, "Adzab kubur adalah kepastian. Seorang hamba akan ditanya tentang agama, nabi, surga dan neraka. Malaikat Munkar dan Nakir pasti datang. Mereka berdua adalah "penguji" di alam kubur. Kita mohon keteguhan kepada Allah."

Abdullah bin Ubaid berkata, "Telah sampai khabar kepadaku bahwa ketika mayit telah diletakkan dikubur, ia mendengar suara langkah orang yang melayatnya (Al Wakhdzu). Tak ada yang mengajak bicara kepadanya pertama kali selain kuburnya. Ia berkata: 'Celaka wahai anak Adam. Bukankah engkau telah diperingatkan tentang diriku? Diperingatkan tentang kesempitan, kegelapan, bau busuk dan binatang-binatang yang ada di dalamku? Inilah yang kupersiapkan untuk menyambut kedatanganmu. Lalu apa yang kau persiapkan untuk menbghadapiku?"

Ibnu Atsir berkata dalam "An Nihayah" (164/5), "Al Wakhdzu" adalah suara sandal yang berjalan diatas tanah." Al Qurthubi berkata dalam "At Tadzkirah", "Al Wakhdzu" adalah berjalan dengan cepat."

Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dalam At Tahmid dengan isnadnya dari Ibn A'idz dari Ghudhaif bin Al Harits dari Abdullah bin Amru bin 'Ash, berkata, "Sesungguhnya kuburan akan berkata kepada seseorang yang abru dimakamkan, "Wahai anak Adam, apa yang membuatmu lalai dariku? Bukanlah engkau tahu, bahwa aku adalah tempat satu-satunya bagimu? Tempat yang gelap tetapi nyata. Apa yang membuatmu berpaling dariku, padahal sebelumnya kadang engkau berjalan di sekitarku (fidada)."

Ibnu A'idz bertanya kepada Ghudhaif, "Apa yang dimaksud dengan fidada?". Ia menjawab, "Berjalan disekitarnya dalam masa-masa tertentu."

Ghudhaif berkata, "Abdullah bin Ubaid bun Umair berkata kepada Abdullah bin Amru, "kalau ia seorang Mukmin, kuburnya akan diluaskan. Apa yang diperoleh dari perluasan itu?" Dijawab, "Kuburnya akan diluaskan, dijadikan sebagai tempat tinggal nan hijau, sementara ruhnya naik ke hadapan Allah."

Dari Abdullah bin Ubaid bin Amir, ia berkata, "Allah menciptakan lisan bagi kubur hingga ia dapat berkata, "Wahai anak Adam, mengapa engkau melupakanku? Bukankan kau telah tahu, bahwa aku adalah satu-satunya tempat bagimu, yang dipenuhi binatang tanah dan mengerikan?". Abdullah bin Ubaid bin Amir berkata lagi, "Suatu ketika kubur menangis. Dalam tangisnya ia merintih, "Aku adalah tempat yang mengerikan. Aku tempat menyendiri, dan aku adalah tempat cacing (binatang tanah)"

Yazid bin Sakhirah berkata, "Kuburan berkata kepada orang kafir atau fajir, "Apakah kau tidak ingat akan kegelapan, kengerian dan kesempitan yang ada pada diriku?"

Orang-orang yang akan mendapatkan Adzab Kubur
Banyak hadits yang menerangkan tentang orang-orang yang akan mendapatkan adzab kubur, diantaranya:
  1. Mereka yang tidak bersuci setelah buang air kecil, sehingga ia masih bernajis. Sebagaimana hadits Ibnu ‘Abbas berkata Rasulullah SAW lewat dua kuburan kemudian beliau bersabda: "Kedua penghuni kuburan ini sedang disiksa. Mereka disiksa (menurut pandangan mereka) bukan karena suatu dosa besar. Yang seorang suka mengadu domba kesana kemari, sedangkan yang satunya lagi ia kurang seksama ketika bersuci dari air kencing." Maka beliau memerintahkan untuk diambilkan pelepah kurma yang basah. Lalu beliau belah menjadi dua (dan beliau tancapkan di kuburan itu) seraya bersabda: "Semoga siksa kubur keduanya diringankan hingga kedua pelepah ini kering."
  2. Mereka yang suka mengadu domba (mengadu dua orang dengan kebohongan). Sebagaimana yang telah disebutkan di dalam hadits di atas.
  3. Mereka yang suka berbuat ghulul (mengambil ghanimah yang bukan haknya).
  4. Mereka yang berbuat kebohongan.
  5. Mereka yang membaca Al Qur`an akan tetapi tidak melaksanakan apa-apa yang diperintahkan Allah dan yang dilarang di dalam Al Qur`an.
  6. Mereka yang melakukan zina.
  7. Mereka yang memakan riba.
  8. Mereka yang suka berhutang.

Orang-orang yang terbebas dari adzab kubur:
•    Orang yang mati syahid di jalan Allah.
Dari Rasyid bin Sa'ad, dari beberapa sahabat Nabi SAW, disebutkan bahwa seseorang bertanya kepada Nabi SAW,

ياَ رَسُوْلُ اللهِ, مَا بَالَ المُؤْمِنِيْنَ يُفْتَنُوْنَ فِيْ قُبُوْرِهِمْ إِلَّا الشَّهِيْدُ؟ قَالَ: كَفَى بِبَارِقَةِ السُّيُوْفِ عَلَى رَأْسِهِ فِتْنَةً
."Wahai Rasulullah SAW, mengapa orang-orang beriman akan diuji dalam kubur, kecuali para syuhada`?". Beliau menjawab, "Kilatan pedang yang berkelebat di atas kepala mereka (para syuhada`) sudah cukup menjadi ujian bagi mereka."

•    Orang yang ribath.
Salman berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda,

رِباَطُ يَوْمٍ وَ لَيْلَةٍ خَيْرٌ مِنْ صِيَامِ شَهْرٍ وَ قِيَامِهِ وَ إِنْ مَاتَ جَرَى عَلَيْهِ عَمَلُهُ الَّذِي كَانَ يَعْمَلُهُ وَ أَجْرَي عَلَيْهِ رِزْقُهُ وَ أَمِنَ الْفِتَانِ
.
"Ribath sehari semalam lebih baik dari puasa dan shalat malam sebulan. Kalau seseorang mati (dalam kondisi ini), amalannya akan mengalir dan dicurahkan rizqi atasnya serta dijamin bebas dari ujian kubur."

•    Orang yang meninggal pada hari Jum’at atau malamnya.
Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ يَوْمَ الجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللهُ تَعَالَى فِتْنَةَ الْقَبْرِ
.
"Tidaklah seorang Muslim yang meninggal pada hari Jum'at atau malam jum'at, kecuali Allah pasti akan menjaganya dari fitnah kubur."

•    Orang yang meninggal karena sakit perut.
Abu Ishaq Asy Syu'aibi berkata, "Sulaiman bin Shord berkata kepada Khalid bin Urfathah –atau sebaliknya, Khalid berkata kepada Sulaiman,
أَمَا سَمِعْتَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ يَقُوْلُ: مَنْ قَتَلَهُ بَطْنُهُ لَمْ يُعَذَّبْ فِي قَبْرِهِ؟ فَقَالَ أَحَدُهُمَا لِصَاحِبِهِ: نَعَمْ
"Apakah kamu mendengar rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meninggal karena sakit perut, tidak akan diadzab dalam kuburnya". Salah seorang dari mereka menjawab, "Ya".

•    Bacaan Surat Al Mulk (surat Tabaraka).
Rasulullah SAW bersabda,
سُوْرَةُ تَبَارَكَ هِيَ الْمَانِعَةُ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ
"Surat Tabarak akan mencegah adzab kubur."

Agar Selamat dari Adzab Kubur
Sebuah riwayat yang disebutkan Ibnu Hibban dalam Shahihnya, dan juga oleh Al Hakim dalamAl Mustadraknya, menyebutkan,

Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam Al Musnad dan lainnya, serta yang diriwayatkan Abu Hatim bin Hibban dalam Shahihnya dari Abu Hurairah ra, bahwa Nabi SAW bersabda, "Sesungguhnya jika mayit telah diletakkan di kuburnya, mampu mendengar suara sandal mereka (yang menguburnya). Jika ia seorang Mukmin, shalatnya hadir menemani di daerah kepalanya. Puasa di samping kanan dan zakatnya di samping kirinya. Perbutan lain seperti infak, silaturrahmi, amar makruf dan akhlak baiknya ada di kakinya.

Kemudian dua Malaikat datang dari sebelah kepala. Shalatnya berkata, "Tak ada yang bisa masuk dari arah ini". Malaikta tadi pindah ke sisi kanannya, dan dicegat oleh puasanya, "Tak ada yang bisa masuk dari arah ini". Mereka pindah ke samping kiri. Dijawab oleh zakat, "tak ada yang bisa masuk dari arah ini".

Lalu mereka mendatangi dari sebelah kiri. Shadaqah, silaturrahmi, amar makruf dan akhlak baiknya mencegat, "Tak ada yang bisa masuk dari arah ini". Akhirnya mereka berkata, "Duduklah". Ia duduk mendekat seperi matahari yang hendak tenggelam. "Biarkan akku shalat", pintanya.

"Kamu mau shalat? Beritahu kami tentang beberapa hal yang akan kami tanyakan. Apa yang aku ketahui tentang lelaki yang dahulu pernah bersamamu? Apa yang kau katakan tentangnya, dan bagaimana kesaksianmu terhadapnya?" ia menjawab, "Dia adalah Muhammad. Kami bersaksi bahwa dia Rasulullah. Datang membawa kebenaran dari Allah." Dikatakan kepadanya, "Atas keyakinan itu kamu hidup dan atas keyakinan itu kamu akan dibangkitkan, Insya Allah." Kemudian dibukakan pintu surga. Dikatakan padanya, "Inilah tempat yang telah Allah janjikan kepadamu."

Ia menjadi gembira dan bertambah riang. Kuburnya diluaskan hingga tujuh puluh hasta dan disinari cahaya terang. Jasadnya dikembalikan sebagaimana semula. Ruhnya diletakkan dalam hembusan burung yang bergantung di surga.

Inilah yang difirmankan Allah Ta'ala, "Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang dzalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki." (Qs. Ibrahim: 27).

Lalu disebutkan keadaan orang kafir yang bertolak belakang. Ia berkata, "Kuburnya disempitkan sehingga hancur tulang-tulangnya. Itulah "kehidupan sempit" yang dimaksud dalam firman Allah, "….baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta." (Qs. Thaha: 16)."

Abu Dzar Al Ghifari berkata, "Wahai manusia, aku adalah penasehat bagimu. Aku merasa kasihan kepadamu. Dirikanlah shalat di kegelapan malam untuk menghadapi hari kebangkitan dan berpuasalah di dunia untuk menghadapi kari kebangkitan dan bersedekahlah untuk menghadapi hari yang berat. Wahai manusia, aku adalah penasehat bagimu. Aku merasa kasihan kepadamu."


Maraji’:
  1. Syarah Al Aqidah Ath Thahawiyah, Ibnu Abil ‘Iz Ad Dimasqi, Muassasah Ar Risalah: Beirut, jld. II, cet. XIII, 1421 H/2000 M.
  2. Tahdzib Syarah Al Aqidah Ath Thahawiyah Edisi Indonesia, Abdul Akhir Hammad Al Ghunaimi, Pustaka At Tibyan: Solo, jld. II, cet. IV, 2002.
  3. Manhaj Aqidah Imam Syafi’i, DR. Muhammad AW. Al ‘Aqil, Pustaka Imam Syafi’i: Bogor, cet. II, 1423 H/2003 M.
  4. Al Kabair, Imam Adz Dzahabi, Pustaka Arafah; Solo, cet. I, 2001.
  5. Malam Pertama di Alam Kubur, Syaikh Muhammad bin Husain Ya'qub, dkk, Aqwam: Solo, cet. II, 1425 H/2004 M.
  6. Perjalanan Ruh Setelah Mati, Bahasan Seputar Adzab & Nikmat Kubur Serta Kehidupan Alam Barzakh, Khalid bin ‘Abdurrahman Asy-Syayi’, Pustaka Darul Haq: Jakarta.

Kalender

Waktu

Gita Bahana Nada

Google Translate

Daftar Isi

Blog Archive

Yahoo Messenger

Buku Tamu


ShoutMix chat widget

Al-Qur'an Online