Jadwal Sholat
Kalender Hijriyah
Asma'ul Husna
Profil
- Syaiful Rohman
- Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Kategori
- Aqidah
- Arba'in Nawawi
- Bulan Mulia
- Dongeng
- Fiqih
- Gita Bahana Nada
- Hadits
- Harun Yahya
- Imam Madzhab
- Islami
- Kerajaan Islam Indonesia
- Kisah
- Kisah Abu Nawas
- Kisah Para Nabi
- Kisah Teladan
- Kisah Tokoh Islam
- Kisah Wali Songo
- Motivasi
- Mu'jizat
- Novel
- Oase
- Puasa
- Renungan
- Sejarah
- Sirah Muhammad
- Tafsir
- Tokoh Indonesia
- Umum
Radio Muslim
TV Qur'an
Ibnu Khaldun : Sejarawan Dunia
06.46 |
Diposting oleh
Syaiful Rohman
Siapa yang tidak kenal nama Ibnu Khaldun. Kebanyakan dari kita pasti tahu atau sering membaca namanya. Namanya sering dipakai untuk nama sekolah atau perguruan. Tentu saja orang tidak akan sembarang memilih nama untuk sekolah atau perguruannya. Ibnu Khaldun, kalau ia masih hidup tentu tidak akan menyangka namanya begitu universal digunakan orang.
Ibnu Khaldun secara luas dikenal sebagai peletak batu pertama alias pelopor dan sekaligus bapak ilmu sosiologi dan sejarah sains. Dan ia lebih dikenal lagi karena buku Muqaddimah-nya atau di Barat sana dikenal dengan 'Prolegomena'.
Ibnu Khaldun sebenarnya punya nama asli Abdullah al Rahman Ibnu Muhammad. Lahir di Tunisia dari keluarga kelas bangsawan di tahun 723 Hijriah atau tahun 1332 SM. Keluarganya sendiri bukan berasal dari Tunisia, mereka hijrah ke Tunisia dari Seville, wilayah Spanyol yang berpenduduk Islam.
Ibnu Khaldun banyak belajar di Tunisia dan Fez , ia mempelajari Qur'an, Hadits, cabang-cabang ilmu Islam lainnya seperti ilmu teologi dialektikal dan hukum-hukum Islam. Dengan semangat belajar dan keingintahuannya yang besar, ia juga mempelajari matematika, astronomi, filosofi dan literatur Arab. Ini yang menjadikannya dalam usia belasan sudah bekerja pada Sultan Barquq, seorang Kaisar di Mesir.
Sebelum dikenal sebagai penulis buku yang kelak menjadi adi karya dalam sejarah dunia, Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu, tenaga dan kepandaiannya bergelut dengan dunia politik praktis. Ia bekerja untuk pemerintah Tunisia dan Fez (Maroko), Granada (Islam Spayol) dan Biaja (di Afrika Utara). Tahun 1375 ia mengasingkan diri ke Granada, Spanyol, dari Afrika Utara karena melarikan diri dari Turmoil di Afrika Utara.
Sayangnya, karena kegiatan politiknya di masa lalu, pemerintah Granada menolaknya. Ibnu Khaldun kemudian menuju Aljazair. Selama empat tahun ia tinggal di sebuah desa kecil bernama Qalat Ibnu Salama. Di sana pula ia mulai menulis Muqaddimah. Karya ini kelak menempatkan namanya di antara nama-nama besar sejarawan, sosiolog dan filosof dunia.
Muqaddimah telah membuat intelektual dunia dulu dan kini, di Timur dan Barat geleng-geleng kepala dibuatnya. Hasil pemikirannya yang sangat cemerlang, ditulisnya dalam buku itu. Bagian pertama bukunya, Al 'Ibar, sangat tajam, rasional dan analitik meninjau masalah-masalah manusia dan sejarah.
Pada buku inilah Ibnu Khaldun, menurut banyak intelektual dunia, telah memberi arah pada ilmu-ilmu psikologi, ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Beliau juga menganalisa hubungan dinamis dan menggambarkan perasan-perasaan antar manusia. Al 'Asabiyya, memberi pandangan baru pada kekuatan penduduk dan politik.
Ibnu Khaldun selain terkenal sebagai penulis sejarah dan manusia, dikenal juga sebagai seorang kritikus sejarah yang disegani. Ia pula yang mengenalkan ilmu analisa tentang peradaban manusia. Tak hanya itu faktor-faktor yang mendukung ilmu analisa ia kenalkan pula.
Karena hal in pula ia menemukan ilmu-ilmu baru yang berkaitan dengan perdaban manusia. Misalnya, ilmu pembangunan sosial yang saat ini biasa kita sebut dengan ilmu sosiologi.
Ada satu satu pernyataan atau argumen Ibnu Khaldun yang sampai saat ini masih dibuat pijakan banyak ilmuwan. "Sejarah ada subyek menuju hukum-hukum universal," begitu katanya. Ini adalah satu contoh bagaimana Ibnu Khaldun dijadikan rujukan dunia sosiologi internasional.
Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun saat itu sebenarnya sudah sangat maju, misalnya saja ia berpendapat bahwa kehidupan beragama adalah satu hal pokok yang mampu menyatukan jazirah Arab saat itu. Tahu sendiri kan, berapa banyak suku dan bani yang ada di sana. Apalagi tipikal orang padang pasir kan panas-panas bawaannya.
Tak hanya itu, Ibnu Khaldun pun jauh hari sudah menyimpulkan beberapa penyebab kehancuran sebuah negara atau pemerintahan. "Ketidakadilan, kekecewaan rakyat dan tirani adalah langkah awal kehancuran sebuah negara," begitu katanya. Dan saat ini banyak contoh yang bisa kita lihat betapa tiga hal yang disebutkan Ibnu Khaldun berabad-abad lalu benar adanya.
Selain sebagai sejarawan dan sosiolog, Ibnu Khaldun dikenal pula sebagai seorang pioneer atau perintis pendidikan modern. Ia seorang yang sangat percaya pada kekuatan akal bukan kekuatan fisik. Menurutnya kekuatan fisik hanya membuat seseorang menjadi malas, hipokrit dan pembohong besar. Akal yes, okol no!
Ibnu Khaldun hidup di Mesir pada zaman Mesir sedang mengalami kemerosotan. Pendidikannya anjlok, moralnya bobrok dan sebagian besar masyarakat tidak merasa perlu belajar dan berhati-hati. Ini yang membuat Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu mengumpulkan data, mengingatkan orang tentang pentingnya perdaban.
Pemikiran dan analisa Ibnu Khaldun, kelak banyak memberikan warna dan pengaruh pada dunia ilmu sosial, politik, sejarah, filosofi dan pendidikan. Kini berabad-abad setelah ia wafat, pemikirannya yang cemerlang serta idenya yang brilian masih bisa kita rasakan. Satu hal yang menjadikannya seperti itu, ia belajar Islam dengan benar.
Ternyata kebaikan dan ilmu, mampu mengalahkan umur manusia yang hanya sejengkal.(her)
Ibnu Khaldun secara luas dikenal sebagai peletak batu pertama alias pelopor dan sekaligus bapak ilmu sosiologi dan sejarah sains. Dan ia lebih dikenal lagi karena buku Muqaddimah-nya atau di Barat sana dikenal dengan 'Prolegomena'.
Ibnu Khaldun sebenarnya punya nama asli Abdullah al Rahman Ibnu Muhammad. Lahir di Tunisia dari keluarga kelas bangsawan di tahun 723 Hijriah atau tahun 1332 SM. Keluarganya sendiri bukan berasal dari Tunisia, mereka hijrah ke Tunisia dari Seville, wilayah Spanyol yang berpenduduk Islam.
Ibnu Khaldun banyak belajar di Tunisia dan Fez , ia mempelajari Qur'an, Hadits, cabang-cabang ilmu Islam lainnya seperti ilmu teologi dialektikal dan hukum-hukum Islam. Dengan semangat belajar dan keingintahuannya yang besar, ia juga mempelajari matematika, astronomi, filosofi dan literatur Arab. Ini yang menjadikannya dalam usia belasan sudah bekerja pada Sultan Barquq, seorang Kaisar di Mesir.
Sebelum dikenal sebagai penulis buku yang kelak menjadi adi karya dalam sejarah dunia, Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu, tenaga dan kepandaiannya bergelut dengan dunia politik praktis. Ia bekerja untuk pemerintah Tunisia dan Fez (Maroko), Granada (Islam Spayol) dan Biaja (di Afrika Utara). Tahun 1375 ia mengasingkan diri ke Granada, Spanyol, dari Afrika Utara karena melarikan diri dari Turmoil di Afrika Utara.
Sayangnya, karena kegiatan politiknya di masa lalu, pemerintah Granada menolaknya. Ibnu Khaldun kemudian menuju Aljazair. Selama empat tahun ia tinggal di sebuah desa kecil bernama Qalat Ibnu Salama. Di sana pula ia mulai menulis Muqaddimah. Karya ini kelak menempatkan namanya di antara nama-nama besar sejarawan, sosiolog dan filosof dunia.
Muqaddimah telah membuat intelektual dunia dulu dan kini, di Timur dan Barat geleng-geleng kepala dibuatnya. Hasil pemikirannya yang sangat cemerlang, ditulisnya dalam buku itu. Bagian pertama bukunya, Al 'Ibar, sangat tajam, rasional dan analitik meninjau masalah-masalah manusia dan sejarah.
Pada buku inilah Ibnu Khaldun, menurut banyak intelektual dunia, telah memberi arah pada ilmu-ilmu psikologi, ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Beliau juga menganalisa hubungan dinamis dan menggambarkan perasan-perasaan antar manusia. Al 'Asabiyya, memberi pandangan baru pada kekuatan penduduk dan politik.
Ibnu Khaldun selain terkenal sebagai penulis sejarah dan manusia, dikenal juga sebagai seorang kritikus sejarah yang disegani. Ia pula yang mengenalkan ilmu analisa tentang peradaban manusia. Tak hanya itu faktor-faktor yang mendukung ilmu analisa ia kenalkan pula.
Karena hal in pula ia menemukan ilmu-ilmu baru yang berkaitan dengan perdaban manusia. Misalnya, ilmu pembangunan sosial yang saat ini biasa kita sebut dengan ilmu sosiologi.
Ada satu satu pernyataan atau argumen Ibnu Khaldun yang sampai saat ini masih dibuat pijakan banyak ilmuwan. "Sejarah ada subyek menuju hukum-hukum universal," begitu katanya. Ini adalah satu contoh bagaimana Ibnu Khaldun dijadikan rujukan dunia sosiologi internasional.
Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun saat itu sebenarnya sudah sangat maju, misalnya saja ia berpendapat bahwa kehidupan beragama adalah satu hal pokok yang mampu menyatukan jazirah Arab saat itu. Tahu sendiri kan, berapa banyak suku dan bani yang ada di sana. Apalagi tipikal orang padang pasir kan panas-panas bawaannya.
Tak hanya itu, Ibnu Khaldun pun jauh hari sudah menyimpulkan beberapa penyebab kehancuran sebuah negara atau pemerintahan. "Ketidakadilan, kekecewaan rakyat dan tirani adalah langkah awal kehancuran sebuah negara," begitu katanya. Dan saat ini banyak contoh yang bisa kita lihat betapa tiga hal yang disebutkan Ibnu Khaldun berabad-abad lalu benar adanya.
Selain sebagai sejarawan dan sosiolog, Ibnu Khaldun dikenal pula sebagai seorang pioneer atau perintis pendidikan modern. Ia seorang yang sangat percaya pada kekuatan akal bukan kekuatan fisik. Menurutnya kekuatan fisik hanya membuat seseorang menjadi malas, hipokrit dan pembohong besar. Akal yes, okol no!
Ibnu Khaldun hidup di Mesir pada zaman Mesir sedang mengalami kemerosotan. Pendidikannya anjlok, moralnya bobrok dan sebagian besar masyarakat tidak merasa perlu belajar dan berhati-hati. Ini yang membuat Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu mengumpulkan data, mengingatkan orang tentang pentingnya perdaban.
Pemikiran dan analisa Ibnu Khaldun, kelak banyak memberikan warna dan pengaruh pada dunia ilmu sosial, politik, sejarah, filosofi dan pendidikan. Kini berabad-abad setelah ia wafat, pemikirannya yang cemerlang serta idenya yang brilian masih bisa kita rasakan. Satu hal yang menjadikannya seperti itu, ia belajar Islam dengan benar.
Ternyata kebaikan dan ilmu, mampu mengalahkan umur manusia yang hanya sejengkal.(her)
Label:
Kisah Tokoh Islam
Kalender
Waktu
Google Translate
Daftar Isi
Blog Archive
-
▼
2010
(230)
-
▼
Agustus
(27)
- MAN Rejotangan - Upacara 2010
- Jalaluddin Rumi : Berpuisi dengan Jiwanya
- Debat Islam Kristen
- Lilin
- Kiat Menjemput Maut
- KRITERIA KEBAHAGIAAN DUNIA
- IKHLAS DENGAN KETENTUAN-NYA
- Kematian Hati
- IKHLAS DENGAN KETENTUAN-NYA
- Children Learn What They Live
- Tsunami 2004, Bencana Alam atau Bencana Buatan?
- Jangan Ajarkan Anak Berani Mati
- Majzaah bin Tsaur As-Sadusi: Pendobrak Benteng Persia
- Shafiyah binti Abdul Muththalib: Tinggalkan Kemewa...
- Shalahuddin Al Ayyubi (1) Dan Darah pun Tumpah
- Shalahuddin Al Ayyubi (2) Lahirnya Sang Pahlawan
- Shalahuddin Al Ayyubi (3): Menggenggam Kemenangan
- Shalahuddin Al Ayyubi (4) Titik Arus Balik
- Tariq bin Ziyad (2) Pahlawan Lidah Api
- Tariq bin Ziyad (1) Mengukir Karang dengan Namanya
- Ubai bin Ka'ab Prasasti Ukhuwah
- Uqbah bin Amir Al-Juhani(1): Tinggalkan Harta, Dam...
- Ikrimah bin Abu jahl: Habis Gelap Terbitlah Terang
- Ibnu Sina Bapak Kedokteran Dunia
- Ibnu Khaldun : Sejarawan Dunia
- Ibnu Abbas, Profil Ulama Pencinta Ilmu
- Bilal bin Rabah: Suara Emas dari Ethiopia
-
▼
Agustus
(27)