Jadwal Sholat
Kalender Hijriyah
Asma'ul Husna
Profil
- Syaiful Rohman
- Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Kategori
- Aqidah
- Arba'in Nawawi
- Bulan Mulia
- Dongeng
- Fiqih
- Gita Bahana Nada
- Hadits
- Harun Yahya
- Imam Madzhab
- Islami
- Kerajaan Islam Indonesia
- Kisah
- Kisah Abu Nawas
- Kisah Para Nabi
- Kisah Teladan
- Kisah Tokoh Islam
- Kisah Wali Songo
- Motivasi
- Mu'jizat
- Novel
- Oase
- Puasa
- Renungan
- Sejarah
- Sirah Muhammad
- Tafsir
- Tokoh Indonesia
- Umum
Radio Muslim
TV Qur'an
Ikrimah bin Abu jahl: Habis Gelap Terbitlah Terang
06.52 |
Diposting oleh
Syaiful Rohman
"Ikrimah bin Abu Jahl akan datang ke tengah-tengah anda sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah anda memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup, padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal." Demikian, Rasulullah Saw. berpesan kepada kaum Muslimin berkaitan dengan ke-Islaman Ikrimah bin Abu Jahl.
Ikrimah berusia 30 tahun ketika Rasulullah Saw. mulai menyampaikan da'wah Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang dihormati, kaya, dan berasal dari keturunan darah biru. Kalaulah tidak terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Mekkah yang berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqash dan Mus'ab bin Umair.
Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan sebagai penunggang kuda yang sangat mahir dalam peperangan. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap kepemimpinan bapaknya yang sangat keras memusuhi Rasulullah. Karena itu, ia turut memusuhi beliau lebih keras dan menganiaya para shahabat lebih keras kejam dan bengis untuk menyenangkan hati ayahnya.
Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, pandangan sikap Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka sekarang ia memusuhi Rasulullah Saw. dan para shahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.
Ketika Perang Khandaq meletus, kaum Musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahl tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.
Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Mekah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan para shahabatnya masuk kota Mekah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun, serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.
Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah Saw. untuk meminta grasi. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Mekah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah Saw. telah mengampuni dan memaafkannya.
Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Mekah, Rasulullah Saw. berkata kepada para shahabatnya, "Ikrimah bin Abu Jahl akan datang ke tengah-tengah anda sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah anda memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup, padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."
Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah Saw., beliau menyambutnya dengan sangat gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda ke-Islamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah Swt. mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.
Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah! Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan muali saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah."
Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan da'wah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Al-Qur`an yang tekun di masjid. (sh)
Ikrimah berusia 30 tahun ketika Rasulullah Saw. mulai menyampaikan da'wah Islam secara terbuka. Ia adalah seorang bangsawan Quraisy yang dihormati, kaya, dan berasal dari keturunan darah biru. Kalaulah tidak terhalang oleh sikap ayahnya yang sangat keras menentang Islam, agaknya ia telah masuk Islam lebih awal, sebagaimana putra-putra Mekkah yang berpandangan luas dan maju, seperti Saad bin Abi Waqash dan Mus'ab bin Umair.
Ikrimah dikenal sebagai pemuda Quraisy yang gagah berani dan sebagai penunggang kuda yang sangat mahir dalam peperangan. Ia memusuhi Rasulullah hanya karena didorong oleh sikap kepemimpinan bapaknya yang sangat keras memusuhi Rasulullah. Karena itu, ia turut memusuhi beliau lebih keras dan menganiaya para shahabat lebih keras kejam dan bengis untuk menyenangkan hati ayahnya.
Sejak kematian ayahnya dalam Perang Badar, pandangan sikap Ikrimah terhadap kaum Muslimin berubah. Kalau dulu ia memusuhi kaum Muslimin lantaran untuk menyenangkan hati ayahnya, maka sekarang ia memusuhi Rasulullah Saw. dan para shahabatnya karena dendam atas kematian ayahnya. Dan dendam itu ia lampiaskan dalam Perang Uhud.
Ketika Perang Khandaq meletus, kaum Musyrikin Quraisy mengepung kota Madinah selama berhari-hari. Ikrimah bin Abu Jahl tak sabar dengan pengepungan yang membosankan itu. Lalu ia nekad menyerbu benteng kaum Muslimin. Usahanya sia-sia, bahkan merugikannya hingga ia lari terbirit-birit di bawah hujan panah kaum Muslimin.
Ketika Fathu Makkah (penaklukan kota Mekah), kaum Quraisy memutuskan tidak akan menghalangi Rasulullah dan para shahabatnya masuk kota Mekah. Tapi Ikrimah dan beberapa orang pengikutnya tak mengindahkan keputusan itu. Mereka menyerang pasukan besar kaum Muslimin. Namun, serangan itu dapat dipatahkan oleh Panglima Khalid bin Walid. Ikrimah melarikan diri ke Yaman lantaran takut dihukum mati oleh Rasulullah.
Ummu Hakim, istri Ikrimah, menemui Rasulullah Saw. untuk meminta grasi. Rasulullah memenuhi permohonan itu. Maka Ummu Hakim pun berangkat menyusul Ikrimah. Setelah bertemu dengan Ikrimah di tempat pengasingannya, Ummu Hakim membujuk suaminya agar mau kembali ke Mekah. Ummu Hakim juga mengabarkan bahwa Rasulullah Saw. telah mengampuni dan memaafkannya.
Ketika Ikrimah dan istrinya hampir tiba di kota Mekah, Rasulullah Saw. berkata kepada para shahabatnya, "Ikrimah bin Abu Jahl akan datang ke tengah-tengah anda sebagai Mukmin dan Muhajir. Karena itu, janganlah anda memaki ayahnya. Sebab memaki orang yang sudah meninggal berarti menyakiti orang yang hidup, padahal makian itu tidak terdengar oleh orang yang sudah meninggal."
Ketika Ikrimah dan istrinya memasuki majelis Rasulullah Saw., beliau menyambutnya dengan sangat gembira. Ketika Rasulullah duduk kembali, Ikrimah duduk pula di hadapan beliau dan mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai tanda ke-Islamannya. Setelah itu, Ikrimah memohon kepada Rasulullah untuk mendoakannya agar Allah Swt. mengampuni dosa-dosa dan kesalahannya yang telah lalu. Rasulullah pun memenuhi permintaan Ikrimah itu.
Maka wajah Ikrimah pun berseri-seri. Kemudian ia berkata, "Demi Allah, ya Rasulullah! Tak satu sen pun dana yang telah saya keluarkan untuk memberantas agama Allah di masa lalu, melainkan muali saat ini akan saya tebus dengan dengan mengorbankan hartaku berlipat ganda untuk menegakkan agama Allah. Dan tak seorang pun kaum Muslimin yang telah gugur di tanganku, melainkan akan kutebus dengan membunuh kaum musyrikin berlipat ganda, demi untuk menegakkan agama Allah."
Sejak itu, Ikrimah menggabungkan diri ke dalam barisan da'wah sebagai anggota pasukan berkuda yang cekatan dan gagah berani di medan perang. Disamping itu, Ikrimah juga menjadi seorang ahli ibadah dan pembaca Al-Qur`an yang tekun di masjid. (sh)
Label:
Kisah Tokoh Islam
Kalender
Waktu
Google Translate
Daftar Isi
Blog Archive
-
▼
2010
(230)
-
▼
Agustus
(27)
- MAN Rejotangan - Upacara 2010
- Jalaluddin Rumi : Berpuisi dengan Jiwanya
- Debat Islam Kristen
- Lilin
- Kiat Menjemput Maut
- KRITERIA KEBAHAGIAAN DUNIA
- IKHLAS DENGAN KETENTUAN-NYA
- Kematian Hati
- IKHLAS DENGAN KETENTUAN-NYA
- Children Learn What They Live
- Tsunami 2004, Bencana Alam atau Bencana Buatan?
- Jangan Ajarkan Anak Berani Mati
- Majzaah bin Tsaur As-Sadusi: Pendobrak Benteng Persia
- Shafiyah binti Abdul Muththalib: Tinggalkan Kemewa...
- Shalahuddin Al Ayyubi (1) Dan Darah pun Tumpah
- Shalahuddin Al Ayyubi (2) Lahirnya Sang Pahlawan
- Shalahuddin Al Ayyubi (3): Menggenggam Kemenangan
- Shalahuddin Al Ayyubi (4) Titik Arus Balik
- Tariq bin Ziyad (2) Pahlawan Lidah Api
- Tariq bin Ziyad (1) Mengukir Karang dengan Namanya
- Ubai bin Ka'ab Prasasti Ukhuwah
- Uqbah bin Amir Al-Juhani(1): Tinggalkan Harta, Dam...
- Ikrimah bin Abu jahl: Habis Gelap Terbitlah Terang
- Ibnu Sina Bapak Kedokteran Dunia
- Ibnu Khaldun : Sejarawan Dunia
- Ibnu Abbas, Profil Ulama Pencinta Ilmu
- Bilal bin Rabah: Suara Emas dari Ethiopia
-
▼
Agustus
(27)