Jadwal Sholat
Kalender Hijriyah
Asma'ul Husna
Profil
- Syaiful Rohman
- Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Kategori
- Aqidah
- Arba'in Nawawi
- Bulan Mulia
- Dongeng
- Fiqih
- Gita Bahana Nada
- Hadits
- Harun Yahya
- Imam Madzhab
- Islami
- Kerajaan Islam Indonesia
- Kisah
- Kisah Abu Nawas
- Kisah Para Nabi
- Kisah Teladan
- Kisah Tokoh Islam
- Kisah Wali Songo
- Motivasi
- Mu'jizat
- Novel
- Oase
- Puasa
- Renungan
- Sejarah
- Sirah Muhammad
- Tafsir
- Tokoh Indonesia
- Umum
Radio Muslim
TV Qur'an
Ekspedisi Tabuk
22.26 |
Diposting oleh
Syaiful Rohman
Madinah telah tumbuh menjadi pusat pemerintahan yang utuh. Sepulang dari pembebasan Mekah, seiring dengan semakin banyaknya kabilah yang memeluk Islam, Muhammad pun mengenalkan ketentuan pajak dan zakat. Setiap Muslimin diwajibkan untuk mengeluarkan zakat 'usyr'. Yakni zakat hasil bumi sebesar 10 persen untuk pertanian beririgasi dan 20 persen untuk pertanian tadah hujan. Orang-orang Arab yang belum memeluk Islam diwajibkan membayar 'khazraj' atau pajak tanah.
Hampir seluruh masyarakat menerima baik ketentuan demikian. Hanya beberapa kelompok kecil yang menentang. Antara lain Bani Tamim. Salah satu puak di kelompok itu bahkan menyiapkan tombak untuk menyambut petugas pemungut pajak.
Rasulullah mengambil langkah tegas. Lima puluh orang pasukan berkuda yang dikomandoi Uyaina bin Hishn segera bergerak menggempur pembangkang pajak itu. Lebih dari 50 orang warga Bani Tamim -laki-laki, perempuan bahkan anak-anak, baik yang Muslim maupun yang masih jahiliyah-digiring ke Madinah untuk dipenjarakan.
Masyarakat Bani Tamim mengirim utusan pada Rasul, minta mereka dibebaskan. Diingatkannya bahwa sebagian tahanan itu adalah orang-orang yang telah menyertai Muhammad dalam pembebasan Mekah dan Perang Hunain. Namun Muhammad tidak memberi keringanan apapun pada mereka. Baru setelah mereka menyerah dan kemudian masuk Islam seluruhnya, Rasul membebaskan seluruh tahanan itu.
Sikap keras juga ditujukan pada orang-orang munafik. Semakin banyaknya pemeluk Islam, semakin banyak pula jumlah orang-orang munafik. Secara resmi mereka memeluk Islam, namun terus berupaya menggerogoti kewibawaan Islam. Sikap keras itu ditunjukkan Rasul dalam persiapan ekspedisi Tabuk. Saat itu, tersiar kabar bahwa Romawi tengah menyiapkan pasukan untuk menggempur kekuatan Islam. Rasul kemudian menyeru kaum Muslimin untuk bersiap menghadapi Romawi.
Beberapa orang munafik mencari-cari alasan untuk tidak ikut berperang melawan Romawi. Muhammad tidak mendesak mereka untuk pergi, melainkan malah memintanya untuk tetap di Madinah. Ketika Abdullah bin Ubay menyusun pasukan sendiri untuk ikut ekspedisi, Rasul juga menolak. Ketika itu orang-orang munafik juga membangun masjid dan meminta Muhammad meresmikannya.
Ketika itu Muhammad meminta mereka menunda peresmian tersebut. Namun sepulang dari Tabuk, Nabi bahkan menugasi sahabat untuk membakar masjid tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "masjid dhirar". Yakni masjid yang dibangun bukan untuk tujuan sesungguhnya, melainkan untuk tempat memecah belah umat. Terbukti bahwa orang-orang menggunakan masjid tersebut untuk tempat berkumpul, bergosip, mencari-cari kesalahan umat Islam sendiri.
Perhatian Muhammad kemudian tersita terhadap ancaman Romawi. Ia menggalang kekuatan yang melibatkan sekitar 30 ribu prajurit. Masih banyak lagi yang ingin bergabung. Namun Muhammad menolak mereka lantaran terbatasnya jumlah unta dan kuda yang dimiliki. Padahal orang-orang kaya menyerahkan sebagian besar hartanya untuk ekspedisi tersebut. Di antaranya adalah Usman Bin Affan. Ratusan orang menangis karena tak dapat mengikuti perjalanan tersebut.
Dalam usia sekitar 60 tahun, Muhammad masih memimpin sendiri pasukan menuju ke arah Syam. Mereka sempat beristirahat di Tsamud, wilayah yang di masa silam telah dihancurkan Allah karena keingkaran warganya terhadap Nabi Allah. Pasukan kemudian melanjutkan perjalanan ke Tabuk -tempat ayang diyakini bakal menjadi ajang perang besar melawan Romawi. Namun ternyata Romawi teklah menarik pasukannya.
Di Tabuk, Muhammad sempat menjalin perjanjian dengan penguasa Alia yang beragama Nasrani, Yohanna bin Ru'ba. Yohanna menjanjikan bahwa wilayahnya akan mengikuti ketentuan yang berlaku bagi wilayah-wilayah lain yang juga tunduk pada Muhammad. Pada Yohanna, Muhammad memberikan cindera mata berupa mantel tenunan dari Yaman.
Sementara itu, Khalid bin Walid dan 500 pasukannya melanjutkan misi ke Duma, wilayah garis depan kekuasaan Romawi. Mereka berhasil menyergap pemimpin Duma, Ukaidir. Ukaidir lalu dibawa ke Madinah menyusul Muhammad yang telah pulang dari Tabuk. Ia datang mengenakan baju sutera berumbai emas, dan diiringi 2000 ekor unta dan 800 ekor kambing. Warga Madinah ternganga melihat penampilan Ukaidir. Pemimpin Duma itu kemudian juga masuk Islam.
Kemenangan besar telah diraih. Namun Rasulullah menerima cobaan. Anak laki-laki yang sangat disayanginya, Ibrahim, jatuh sakit dan kemudian meninggal. Muhammad bercucurkan air mata sampai ia diingatkan para sahabat bukankah ia sendiri melarang bersedih karena kematian. Muhammad lalu menjawab bahwa yang dilarang bukanlah berduka cita, melainkan "menangis (untuk musibah) dengan suara keras".n
sumber : www.pesantren.net
Hampir seluruh masyarakat menerima baik ketentuan demikian. Hanya beberapa kelompok kecil yang menentang. Antara lain Bani Tamim. Salah satu puak di kelompok itu bahkan menyiapkan tombak untuk menyambut petugas pemungut pajak.
Rasulullah mengambil langkah tegas. Lima puluh orang pasukan berkuda yang dikomandoi Uyaina bin Hishn segera bergerak menggempur pembangkang pajak itu. Lebih dari 50 orang warga Bani Tamim -laki-laki, perempuan bahkan anak-anak, baik yang Muslim maupun yang masih jahiliyah-digiring ke Madinah untuk dipenjarakan.
Masyarakat Bani Tamim mengirim utusan pada Rasul, minta mereka dibebaskan. Diingatkannya bahwa sebagian tahanan itu adalah orang-orang yang telah menyertai Muhammad dalam pembebasan Mekah dan Perang Hunain. Namun Muhammad tidak memberi keringanan apapun pada mereka. Baru setelah mereka menyerah dan kemudian masuk Islam seluruhnya, Rasul membebaskan seluruh tahanan itu.
Sikap keras juga ditujukan pada orang-orang munafik. Semakin banyaknya pemeluk Islam, semakin banyak pula jumlah orang-orang munafik. Secara resmi mereka memeluk Islam, namun terus berupaya menggerogoti kewibawaan Islam. Sikap keras itu ditunjukkan Rasul dalam persiapan ekspedisi Tabuk. Saat itu, tersiar kabar bahwa Romawi tengah menyiapkan pasukan untuk menggempur kekuatan Islam. Rasul kemudian menyeru kaum Muslimin untuk bersiap menghadapi Romawi.
Beberapa orang munafik mencari-cari alasan untuk tidak ikut berperang melawan Romawi. Muhammad tidak mendesak mereka untuk pergi, melainkan malah memintanya untuk tetap di Madinah. Ketika Abdullah bin Ubay menyusun pasukan sendiri untuk ikut ekspedisi, Rasul juga menolak. Ketika itu orang-orang munafik juga membangun masjid dan meminta Muhammad meresmikannya.
Ketika itu Muhammad meminta mereka menunda peresmian tersebut. Namun sepulang dari Tabuk, Nabi bahkan menugasi sahabat untuk membakar masjid tersebut, yang kemudian dikenal sebagai "masjid dhirar". Yakni masjid yang dibangun bukan untuk tujuan sesungguhnya, melainkan untuk tempat memecah belah umat. Terbukti bahwa orang-orang menggunakan masjid tersebut untuk tempat berkumpul, bergosip, mencari-cari kesalahan umat Islam sendiri.
Perhatian Muhammad kemudian tersita terhadap ancaman Romawi. Ia menggalang kekuatan yang melibatkan sekitar 30 ribu prajurit. Masih banyak lagi yang ingin bergabung. Namun Muhammad menolak mereka lantaran terbatasnya jumlah unta dan kuda yang dimiliki. Padahal orang-orang kaya menyerahkan sebagian besar hartanya untuk ekspedisi tersebut. Di antaranya adalah Usman Bin Affan. Ratusan orang menangis karena tak dapat mengikuti perjalanan tersebut.
Dalam usia sekitar 60 tahun, Muhammad masih memimpin sendiri pasukan menuju ke arah Syam. Mereka sempat beristirahat di Tsamud, wilayah yang di masa silam telah dihancurkan Allah karena keingkaran warganya terhadap Nabi Allah. Pasukan kemudian melanjutkan perjalanan ke Tabuk -tempat ayang diyakini bakal menjadi ajang perang besar melawan Romawi. Namun ternyata Romawi teklah menarik pasukannya.
Di Tabuk, Muhammad sempat menjalin perjanjian dengan penguasa Alia yang beragama Nasrani, Yohanna bin Ru'ba. Yohanna menjanjikan bahwa wilayahnya akan mengikuti ketentuan yang berlaku bagi wilayah-wilayah lain yang juga tunduk pada Muhammad. Pada Yohanna, Muhammad memberikan cindera mata berupa mantel tenunan dari Yaman.
Sementara itu, Khalid bin Walid dan 500 pasukannya melanjutkan misi ke Duma, wilayah garis depan kekuasaan Romawi. Mereka berhasil menyergap pemimpin Duma, Ukaidir. Ukaidir lalu dibawa ke Madinah menyusul Muhammad yang telah pulang dari Tabuk. Ia datang mengenakan baju sutera berumbai emas, dan diiringi 2000 ekor unta dan 800 ekor kambing. Warga Madinah ternganga melihat penampilan Ukaidir. Pemimpin Duma itu kemudian juga masuk Islam.
Kemenangan besar telah diraih. Namun Rasulullah menerima cobaan. Anak laki-laki yang sangat disayanginya, Ibrahim, jatuh sakit dan kemudian meninggal. Muhammad bercucurkan air mata sampai ia diingatkan para sahabat bukankah ia sendiri melarang bersedih karena kematian. Muhammad lalu menjawab bahwa yang dilarang bukanlah berduka cita, melainkan "menangis (untuk musibah) dengan suara keras".n
sumber : www.pesantren.net
Kalender
Waktu
Google Translate
Daftar Isi
Blog Archive
-
▼
2010
(230)
-
▼
September
(55)
- W a f a t
- Tahun-tahun Terakhir
- Haji Wadha'
- Ekspedisi Tabuk
- Pembebasan Mekah
- Perang Hunain
- Umrah Pertama
- Melawan Romawi
- Perang Khaibar
- Surat Buat Para Raja
- Perjanjian Hudaibiyah
- Persitiwa Khandaq (6 Hijriah)
- Tragedi Uhud (5 Hijriah)
- Provokasi Yahudi
- Perang Badar
- Masa Awal di Madinah
- Drama Hijrah
- Secercah Sinar di Aqabah
- Perjalanan Malam ke Baitul Maqdis
- Siksa Demi Siksaan
- Menjelang Wahyu Tiba
- Awal Da'wah
- Bersama Khadijah
- Dari Gembala ke Manajer
- Menjelang Kelahiran
- Tanda-tanda kematian.. (Sholat yuk!)
- Klasifikasi Tingkatan Wali Menurut Syaikhul Akbar ...
- Pasir dan Batu
- Harimau dan Serigala
- MAN Rejotangan - Kegiatan 2009
- Motivasi Kehidupan
- Band Dan Orkes
- Kemerdekaan Sejati
- Pekikan Allahu Akbar Meraih Kemenangan
- Mengupas Sejarah Islam Nusantara
- Haji Mabrur - Calon Penghuni Surga...
- Isra Mi raj dan Perintah Shalat
- Unsur-unsur Taubat
- Cerita Tentang Puasa Syawal dan Puasa Ramadhan
- Wali Songo
- Gambaran beratnya siksa neraka dalam Al-Qur'an
- Turunnya Al-Qur'an 2 model: Ibtidaiiyah dan sababiyah
- Kejaiban Dalam Al-Qur'an
- Kumpulan Do'a Islam Pilihan
- Dajjal
- Keutamaan Bulan Ramadhan
- Amalan Sunnah di Bulan Ramadhan
- Keutamaan dan Datangnya Malam Lailatul Qadar
- Kisah pembunuh 99 Orang
- Do'a Orang Teraniaya....
- DIATAS SAJADAH CINTA
- Ayat Ayat Cinta
- Idul Fitri 1431 H
- MAN Rejotangan - Play Pass 2010
- K E M A T I A N
-
▼
September
(55)