Jadwal Sholat
Kalender Hijriyah
Asma'ul Husna
Profil
- Syaiful Rohman
- Hanyalah seorang Makhluk Allah SWT yang banyak berlumuran dosa, serta memohon akan ampunannya. Semoga semua dosa-dosa yang telah kulakukan semuanya dapat di ampuninya serta digantikan dengan kebajikan-kebajikan.Serta saat ini sedang mendambakan seorang kekasih yang dapat dijadikan sebagai pendamping hidup untuk melaksanakan sunnah Rosul Muhammad SAW...
Kategori
- Aqidah
- Arba'in Nawawi
- Bulan Mulia
- Dongeng
- Fiqih
- Gita Bahana Nada
- Hadits
- Harun Yahya
- Imam Madzhab
- Islami
- Kerajaan Islam Indonesia
- Kisah
- Kisah Abu Nawas
- Kisah Para Nabi
- Kisah Teladan
- Kisah Tokoh Islam
- Kisah Wali Songo
- Motivasi
- Mu'jizat
- Novel
- Oase
- Puasa
- Renungan
- Sejarah
- Sirah Muhammad
- Tafsir
- Tokoh Indonesia
- Umum
Radio Muslim
TV Qur'an
Budak Ajaib
20.36 |
Diposting oleh
Syaiful Rohman
Pada suatu hari Abdul Wahid bin Zaid r.a berjalan-jalan dipasar tiba-tiba ia melihat seorang hamba yang sedang dijual. Hamba tersebut melihat Abdul Wahid dengan mata yang tajam lalu Abdul Wahid kepingin untuk membeli hamba tersebut untuk bekerja dirumahnya. Hamba ini adalah seorang yang taat beribadah dan rajin kerja dengan tekun sekali. Abdul Wahid merasa kagum tentang hamba ini, karena diwaktu siang ia bekerja dengan tekun manakala diwaktu malam ia tidak ada di rumah, sedangkan pintu rumah tetap tertutup dan tidak ada tanda-tanda bahwa pintu telah dibuka.
Pada waktu pagi hamba tersebut telah berada kembali didalam rumah dan menyerahkan satu keping uang dirham yang terukir surah Al-Ikhlas diatasnya. Apabila ditanya oleh Abul Wahid, hamba tersebut menjawab " saya akan memberi kepada tuan setiap hari satu keping uang dirham asalkan tuan jangan bertanya kemana saya pergi". Abdul Wahid menerimanya dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Satelah sekian lama berlalu, pada suatu hari datang seorang teman Abdul Wahid dan memberitahu bahwa kerja hambanya setiap malam adalah menggali kubur orang yang maninggal dunia. Abdul Wahid amat terkejut atas apa yang diberitahukan kawanya, tetapi dia tidak percaya. Abdul Wahid berjanji akan menyelidiki terlebih dahulu.
Pada suatu malam habis sholat isya, Abdul Wahid mengintai gerak gerik hambanya tanpa diketahui bahwa dia sedang dintip. Abdul Wahid melihat hambanya menuju ke pintu, hanya dengan menunjukkan jarinya saja pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Satelah hambanya keluar, pintu tersebut tertutup kembali dengan sendirinya. Abdul Wahid terus mengikuti hambanya hingga sampai kesuatu tempat yang lapang (padang pasir). Hambanya terus mengganti pakaiannya dengan pakaian lain yang terbuat daripada kain wol kasar. Hamba tersebut terus menunaikan solat hingga terbit fajar. Satelah selesai sholat hamba tersebut menadahkan tangan kelangit dan memohon doa kepada Allah yang Maha Kuasa dengan berkata "wahai Tuhanku yang Besar berilah upah kepada tuanku yang kecil". Selesai ia berdoa jatuhlah sekeping uang dirham dari langit dan diambil oleh hamba tersebut. Abdul Wahid mengamati hambanya dengan perasaan heran dan takjub sekali.
Oleh karena hari sudah hampir siang, Abdul Wahid mencari air di sekitarnya untuk berwudlu dan menunaikan sholat Shubuh. Saat berdoa dia berjanji akan memerdekakan hambanya karena hamba yang sangat soleh sepertinya tidak seharusnya menghambakan diri kepada sesama manusia. Selesai berdoa Abdul Wahid mencari hambanya, tetapi tidak berjumpa dia telah menghilangkan diri dengan bagitu cepat sekali.
Abdul Wahid mencoba mencari jalan untuk pulang kerumahnya tetapi tidak berjumpa, karena tempat tersebut asing baginya. Dengan perasaan cemas dan menyesal atas tindakannya dan dalam keadaan mundar mandir yang tidak menentu tiba-tiba dia melihat bayang-bayang dari jauh orang berkuda sedang menuju kearah beliau. Dengan parasaan tidak sabar, Abdul Wahid menunggu tibanya orang tersebut dan setelah sampai, orang berkuda tersebut bertanya "apakah yang kamu buat ditengah-tengah padang pasir ini wahai Abdul Wahid"?. Abdul Wahid keheranan dan berkata didalam hatinya, bagaimana orang ini mengetahui namaku?. Abdul Wahid menceritakan kepada orang berkuda apa yang telah terjadi.
Orang berkuda itu berkata lagi "janganlah kamu merasa curiga terhadap apa yang terjadi Abdul Wahid mengangguk-ngangguk saja terhad apa yang dikatakan oleh orang berkuda tadi. Orang berkuda berkata lagi " tahukah kamu berapa jauh rumah kamu dangan tempat ini?" jawab Abdul Wahid " saya tidak tahu". "Jaraknya adalah dua tahun perjalanan dengan kuda yang berlari dengan cepat" kata orang berkuda. Abdul Wahid keheranan dengan kata-kata orang berkuda tadi dan berkata didalam hati, saat aku mengikuti hambaku malam tadi hanya beberapa menit saja perjalannya kemari. Sebelum berlalu orang berkuda tersebut memesan kepada Abdul Wahid supaya mengunggu disini dan jangan kemana-mana, nanti malam hamba mu akan datang dan kamu bolehlah mengikutinya pulang nanti. Abdul Wahidpun menunggu saja disitu seperti yang dipesan oleh orang berkuda tadi.
sudah beberapa kali tertidur dan terjaga karena keletihan dan kehausan. Pada saat Abdul Wahid terbangun dari tidurnya, dia mendapati makanan dan minuman telah terhidang disisinya dan hambanya juga berada disitu. Hambanya mempersilahkan Abdul Wahid makan makanan yang telah terhidang. Tanpa bekata apa-apa Abdul Wahid makan dengan lahapnya kerana sangat lapar dan dahaga. Hambanya berkata kepada Adul Wahid "janganlah tuan mengulangi lagi pebuatan ini dan tunggulah disini hingga saya selesai sholat".
Hambanya terus mengerjakan sholat hingga terbit fajar. Satelah selesai sembahyang hambanya berdoa seperti malam sebelumnya , tiba-tiba jatuh sekeping dirham dari langit dan diberikan kepada Abdul Wahid dan dia mengambil satu dirham lagi dari sakunya seraya berkata "ini uang dirham yang kemarin malam". Satelah selesai, hambanya mengajak Abdul Wahid dan berjalan dengan cepat, tidak sampai beberapa saat mereka telah tiba dihadapan rumah Abdul Wahid. Hambanya bertanya kepada Abdul Wahid "betulkah tuan akan memerdekakan saya kerana Allah Taala"? jawab Abdul Wahid "benar" Lalu hambanya menunjukkan kepada batu penyendal pintu dan menyatakan bahwa ia adalah uang tebusannya. Abdul Wahid merasa heran, bagaimnana batu yang telah lama berada disitu dijadikan uang tebusan. Lalu Abdul Wahid mengambil batu tersebut dan dengan serta merta batu tersebut berubah menjadi emas. Abdul wahid keheranan atas keajaiban yang dilihatnya sebelum ini dan pada hari ini. Pada waktu siangnya Abdul Wahid pergi kerumah kawannya yang menuduh hambanya menggali kubur dan menceritakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara dirumahnya terjadi kekacauan, dimana anak perumpuan Abdul Wahid memaki-maki hambanya karena menyangka selama dua malam anyahnya tidak balik kerumah dan menuduh hambanya membunuh ayahnya karena mengintip perbuatan jahatnya menggali kubur orang. Anak perempuan Abdul Wahid dengan perasaan marah, lalu mengambil sebutir batu dan melontarkan ke arah hamba tersebut,dan terkena pada matanya dan menyebabkan mata hambanya keluar dan dia jatuh pingsan. Satelah Abdul Wahid kembali kerumahnya dari melawat kawannya, keadaan menjadi ramai, dan orang yang berada disitu telah memberitahu kepadanya apa yang telah terjadi. Dengan perasaan marah Abdul Wahid mengambil pedang lalu memotong tangan anaknya hingga putus. Abdul Wahid merasa kesal atas tuduhan yang dibuat oleh anaknya sedangkan mereka tidak mengetahui keadaan sebenarnya.
Satelah hambanya sadar dari pingsan, hambanya bangkit serta mengambil mata yang terjatuh lalu dimasukkan kembali ketempat asalnya sambil berdoa kepada Allah supaya memulihkan kembali penglihatannya. Satelah berdoa, matanya kembali sembuh seperti sedia kala dan hambanya pergi mengambil tangan anak Abdul Wahid yang putus lalu menyambungnya seraya membaca sesuatu. Tidak lama kemudian tangan anak Abdul Wahid kembali pulih seperti sedia kala. Hambanya terus meminta diri dan berlalu dari situ. Orang ramai keheranan melihat keajaiban yang telah terjadi.
Subhanallah…………..
Bagitulah besar derajat orang yang taat dan patuh kepada perintah Allah dan dia telah memperoleh derajat dan karomah (kemulian) dari Allah
إِنَّ أَكرَمَكُم عِندَ اللَّهِ أَتقىٰكُم
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Q.S.Al-Hujuraat: 13
Semoga bermafaat dan kita bisa mengambil hikmahnya. amin
Pada waktu pagi hamba tersebut telah berada kembali didalam rumah dan menyerahkan satu keping uang dirham yang terukir surah Al-Ikhlas diatasnya. Apabila ditanya oleh Abul Wahid, hamba tersebut menjawab " saya akan memberi kepada tuan setiap hari satu keping uang dirham asalkan tuan jangan bertanya kemana saya pergi". Abdul Wahid menerimanya dan tidak mempermasalahkan hal tersebut. Satelah sekian lama berlalu, pada suatu hari datang seorang teman Abdul Wahid dan memberitahu bahwa kerja hambanya setiap malam adalah menggali kubur orang yang maninggal dunia. Abdul Wahid amat terkejut atas apa yang diberitahukan kawanya, tetapi dia tidak percaya. Abdul Wahid berjanji akan menyelidiki terlebih dahulu.
Pada suatu malam habis sholat isya, Abdul Wahid mengintai gerak gerik hambanya tanpa diketahui bahwa dia sedang dintip. Abdul Wahid melihat hambanya menuju ke pintu, hanya dengan menunjukkan jarinya saja pintu tersebut terbuka dengan sendirinya. Satelah hambanya keluar, pintu tersebut tertutup kembali dengan sendirinya. Abdul Wahid terus mengikuti hambanya hingga sampai kesuatu tempat yang lapang (padang pasir). Hambanya terus mengganti pakaiannya dengan pakaian lain yang terbuat daripada kain wol kasar. Hamba tersebut terus menunaikan solat hingga terbit fajar. Satelah selesai sholat hamba tersebut menadahkan tangan kelangit dan memohon doa kepada Allah yang Maha Kuasa dengan berkata "wahai Tuhanku yang Besar berilah upah kepada tuanku yang kecil". Selesai ia berdoa jatuhlah sekeping uang dirham dari langit dan diambil oleh hamba tersebut. Abdul Wahid mengamati hambanya dengan perasaan heran dan takjub sekali.
Oleh karena hari sudah hampir siang, Abdul Wahid mencari air di sekitarnya untuk berwudlu dan menunaikan sholat Shubuh. Saat berdoa dia berjanji akan memerdekakan hambanya karena hamba yang sangat soleh sepertinya tidak seharusnya menghambakan diri kepada sesama manusia. Selesai berdoa Abdul Wahid mencari hambanya, tetapi tidak berjumpa dia telah menghilangkan diri dengan bagitu cepat sekali.
Abdul Wahid mencoba mencari jalan untuk pulang kerumahnya tetapi tidak berjumpa, karena tempat tersebut asing baginya. Dengan perasaan cemas dan menyesal atas tindakannya dan dalam keadaan mundar mandir yang tidak menentu tiba-tiba dia melihat bayang-bayang dari jauh orang berkuda sedang menuju kearah beliau. Dengan parasaan tidak sabar, Abdul Wahid menunggu tibanya orang tersebut dan setelah sampai, orang berkuda tersebut bertanya "apakah yang kamu buat ditengah-tengah padang pasir ini wahai Abdul Wahid"?. Abdul Wahid keheranan dan berkata didalam hatinya, bagaimana orang ini mengetahui namaku?. Abdul Wahid menceritakan kepada orang berkuda apa yang telah terjadi.
Orang berkuda itu berkata lagi "janganlah kamu merasa curiga terhadap apa yang terjadi Abdul Wahid mengangguk-ngangguk saja terhad apa yang dikatakan oleh orang berkuda tadi. Orang berkuda berkata lagi " tahukah kamu berapa jauh rumah kamu dangan tempat ini?" jawab Abdul Wahid " saya tidak tahu". "Jaraknya adalah dua tahun perjalanan dengan kuda yang berlari dengan cepat" kata orang berkuda. Abdul Wahid keheranan dengan kata-kata orang berkuda tadi dan berkata didalam hati, saat aku mengikuti hambaku malam tadi hanya beberapa menit saja perjalannya kemari. Sebelum berlalu orang berkuda tersebut memesan kepada Abdul Wahid supaya mengunggu disini dan jangan kemana-mana, nanti malam hamba mu akan datang dan kamu bolehlah mengikutinya pulang nanti. Abdul Wahidpun menunggu saja disitu seperti yang dipesan oleh orang berkuda tadi.
sudah beberapa kali tertidur dan terjaga karena keletihan dan kehausan. Pada saat Abdul Wahid terbangun dari tidurnya, dia mendapati makanan dan minuman telah terhidang disisinya dan hambanya juga berada disitu. Hambanya mempersilahkan Abdul Wahid makan makanan yang telah terhidang. Tanpa bekata apa-apa Abdul Wahid makan dengan lahapnya kerana sangat lapar dan dahaga. Hambanya berkata kepada Adul Wahid "janganlah tuan mengulangi lagi pebuatan ini dan tunggulah disini hingga saya selesai sholat".
Hambanya terus mengerjakan sholat hingga terbit fajar. Satelah selesai sembahyang hambanya berdoa seperti malam sebelumnya , tiba-tiba jatuh sekeping dirham dari langit dan diberikan kepada Abdul Wahid dan dia mengambil satu dirham lagi dari sakunya seraya berkata "ini uang dirham yang kemarin malam". Satelah selesai, hambanya mengajak Abdul Wahid dan berjalan dengan cepat, tidak sampai beberapa saat mereka telah tiba dihadapan rumah Abdul Wahid. Hambanya bertanya kepada Abdul Wahid "betulkah tuan akan memerdekakan saya kerana Allah Taala"? jawab Abdul Wahid "benar" Lalu hambanya menunjukkan kepada batu penyendal pintu dan menyatakan bahwa ia adalah uang tebusannya. Abdul Wahid merasa heran, bagaimnana batu yang telah lama berada disitu dijadikan uang tebusan. Lalu Abdul Wahid mengambil batu tersebut dan dengan serta merta batu tersebut berubah menjadi emas. Abdul wahid keheranan atas keajaiban yang dilihatnya sebelum ini dan pada hari ini. Pada waktu siangnya Abdul Wahid pergi kerumah kawannya yang menuduh hambanya menggali kubur dan menceritakan kepadanya apa yang sebenarnya terjadi.
Sementara dirumahnya terjadi kekacauan, dimana anak perumpuan Abdul Wahid memaki-maki hambanya karena menyangka selama dua malam anyahnya tidak balik kerumah dan menuduh hambanya membunuh ayahnya karena mengintip perbuatan jahatnya menggali kubur orang. Anak perempuan Abdul Wahid dengan perasaan marah, lalu mengambil sebutir batu dan melontarkan ke arah hamba tersebut,dan terkena pada matanya dan menyebabkan mata hambanya keluar dan dia jatuh pingsan. Satelah Abdul Wahid kembali kerumahnya dari melawat kawannya, keadaan menjadi ramai, dan orang yang berada disitu telah memberitahu kepadanya apa yang telah terjadi. Dengan perasaan marah Abdul Wahid mengambil pedang lalu memotong tangan anaknya hingga putus. Abdul Wahid merasa kesal atas tuduhan yang dibuat oleh anaknya sedangkan mereka tidak mengetahui keadaan sebenarnya.
Satelah hambanya sadar dari pingsan, hambanya bangkit serta mengambil mata yang terjatuh lalu dimasukkan kembali ketempat asalnya sambil berdoa kepada Allah supaya memulihkan kembali penglihatannya. Satelah berdoa, matanya kembali sembuh seperti sedia kala dan hambanya pergi mengambil tangan anak Abdul Wahid yang putus lalu menyambungnya seraya membaca sesuatu. Tidak lama kemudian tangan anak Abdul Wahid kembali pulih seperti sedia kala. Hambanya terus meminta diri dan berlalu dari situ. Orang ramai keheranan melihat keajaiban yang telah terjadi.
Subhanallah…………..
Bagitulah besar derajat orang yang taat dan patuh kepada perintah Allah dan dia telah memperoleh derajat dan karomah (kemulian) dari Allah
إِنَّ أَكرَمَكُم عِندَ اللَّهِ أَتقىٰكُم
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Q.S.Al-Hujuraat: 13
Semoga bermafaat dan kita bisa mengambil hikmahnya. amin
Label:
Kisah Teladan
Kalender
Waktu
Google Translate
Daftar Isi
Blog Archive
-
▼
2011
(303)
-
▼
Februari
(74)
- Sembilan Faedah Surat al-Fatihah
- Waktu-Waktu Terkabulnya Do’a
- Tafsir Surat Al-Fatihah
- Si Pitung
- Murtado Macan Kemayoran
- Kali Gajah Wong
- Legenda Candi Prambanan
- Loro Jongrang
- Karang Bolong
- Timun Mas
- Jaka Tarub
- Asal Usul Kota Banyuwangi
- Calon Arang
- Pak Sakerah
- Lutung Kasarung
- Kisah Telaga Warna
- Talaga Warna: cerita daerah Jawa Barat
- Ki Rangga Gading
- Angling Darma
- Legenda Putri Mambang Linau
- Si Bujang: Asal Mula Burung Punai
- Putri Pandan Berduri, Asal-Mula Persukuan di Pulau...
- Raja Jambi Penakluk Hantu Pirau
- Datuk Darah Putih
- Putri Tangguk
- Si Kelingking
- Asal Mula Sungai Ombilin dan Danau Singkarak
- Asal Usul Danau Maninjau
- Sangkuriang
- Aji Saka
- Batu Golog
- Cindelaras
- La Dana dan Kerbaunya
- Kutukan Raja Pulau Mintin
- Kera Jadi Raja
- Arti Sebuah Persahabatan
- Di Atas Sajadah Cinta
- Pudarnya Pesona Cleopatra
- Syekh Siti Jenar
- Kisah Bumi Dan Langit
- Cinta Sejati Seorang Ibu
- Pesan Terakhir Seorang Ibu
- Legenda Kota Surabaya
- Kegelisahan Tikus
- Permohonan Orang Kaya dan Orang Miskin
- Budak Ajaib
- Kang Soleh Naik Becak Menuju Surga
- Lelaki Penghuni Surga
- Mimpi Terindah
- Menjebak Pencuri
- Keutamaan Puasa Bulan Rojab
- Hikmah Isra' Mi'raj
- Kelahiran nabi Muhammad SAW
- Seputar Peringatan Maulid Nabi Muhammad
- Syekh Ihsan Bin Dahlan Jampes Kediri
- Syekh Ja'far Al-Barzanji dan Kitab Al-Barzanji
- Sebuah Harapan Yang Sirna
- Sejarah Kabah
- Kasih Sayang Kepada Sesama Makhluk
- Kembalinya Tangan Si Gadis Buntung
- Mengundang Tuhan
- Sunan Bonang dengan Santrinya
- Perjuangan Yang Tidak Ikhlas
- Berkah Basmalah
- Saudara Kembar Setan
- Ini pun akan berlalu
- Nikmat Dunia Bagi Orang Mukmin
- Nama-nama Setan Dan Pekerjaannya
- Kisah Ashabul Kahfi
- Ali Bin Abi Tholib
- Utsman Bin Affan
- Umar Bin Khotob
- Abu Bakar As Sidiq
- Sejarah Singkat Para Khulafaur Rasyidin
-
▼
Februari
(74)